.

Newsroom

Bahan Bakar Etanol: Energi Alternatif Untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.08.19
Bahan Bakar Etanol: Energi Alternatif Untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Etanol termasuk bahan bakar yang relatif terjangkau dan lebih rendah polusi, juga memiliki cadangan energi lebih besar dibanding bensin.

Jika dikaitkan dengan kerusakan lingkungan akibat polusi, etanol cukup ramah lingkungan dibanding bahan bakar dari fosil. Karbon monoksida yang dihasilkan etanol tak berbahaya dibanding karbon dioksida yang dihasilkan bensin.

Selain itu, etanol juga lebih mudah ditemukan karena termasuk salah satu bentuk energi terbarukan. Bahan bakunya berasal dari hasil panen sehingga dapat membantu perekonomian.

Apa Itu Bahan Bakar Etanol?

Etanol merupakan cairan alkohol terbuat dari oksigen, hidrogen, dan karbon yang dihasilkan dari fermentasi gula dan saripati buah atau sayur dan hasil tanam lain. Tergantung dari kelimpahan hasil panen yang tersedia, mayoritas etanol saat ini diproduksi dari jagung dan gandum.

Bahan bakar etanol bisa diproduksi dengan berbagai aplikasi berbeda, tak hanya fermentasi. Riset untuk memproduksi etanol dari bahan non-pangan berkembang, dan kini hampir dekat untuk dikomersialkan.

Untuk bahan bakar, etanol akan melalui proses destilasi dan dehidrasi lebih dulu agar menghasilkan oktan tinggi sehingga bebas air sama sekali. Air harus dihilangkan karena tak bisa dibakar.

Sebagai bahan bakar, etanol dibuat tak layak minum karena sudah ditambah beberapa unsur guna mempermudah pembakaran. Untuk saat ini, penggunaan etanol masih dicampur dengan bensin guna memicu pembakaran.

Campuran etanol dan bensin bisa digunakan menghidupkan mobil yang memakai bahan bakar bensin. Mayoritas mobil yang ditenagai bensin tetap bisa berjalan dengan campuran etanol 10%.

Tapi beberapa mobil keluaran terbaru sudah bisa beroperasi dengan etanol 85% dan bensin 15%. Bensin dengan konsentrasi 15% diperlukan karena etanol sulit terbakar jika terpapar suhu dingin.

Hanya saja, etanol 85% (E85) tak bisa digunakan pada mobil bahan bakar bensin, tapi mobil yang ditenagai etanol masih bisa beroperasi dengan bahan bakar bensin. Selain masih belum banyak mobil yang ditenagai etanol, ketersediaan stasiun bahan bakar etanol masih jarang.

Kelebihan Etanol

Secara keseluruhan, etanol dianggap lebih baik untuk lingkungan daripada bensin. Layaknya bahan bakar alternatif lain, etanol menawarkan banyak kelebihan dibanding bahan bakar fosil.

1. Ramah Lingkungan

Etanol dinilai lebih baik dibanding bahan bakar fosil karena hanya menghasilkan emisi dalam jumlah rendah. E85 memiliki lebih sedikit komponen yang bersifat volatile dibanding bensin. Artinya, hanya muncul sedikit emisi saat terjadi evaporasi.

Bahkan menambahkan etanol 10% (E10) dalam bensin dapat menurunkan emisi karbon dan meningkatkan nilai oktan.

Karena mayoritas diproduksi dari bahan pangan, etanol dapat mengurangi kerusakan alam akibat pengeboran tanah untuk mengekstrak minyak mentah dari bumi.

2. Lapangan Kerja Baru

Produksi etanol dapat membuka lapangan kerja baru, khususnya pertanian dan perkebunan. Sebabnya, bahan baku pembuatan etanol mayoritas dari bahan pangan.

Karena kebanyakan etanol diproduksi secara domestik, diambil dari hasil panen domestik juga, etanol bisa melepaskan ketergantungan terhadap suplai minyak mentah dari luar negeri.

Memproduksi etanol atau bahan bakar alternatif lain yang lebih ramah lingkungan bisa membuka lapangan kerja baru sehingga kemampuan membeli konsumen akan meningkat.

Sebagai perbandingan, produksi etanol pada tahun 2020 menyediakan 62,000 lapangan kerja baru, menambah GDP 35 milyar dolar, dan 19 miliar pendapatan rumah tangga.

3. Mengurangi Emisi Gas

Etanol termasuk bahan bakar terbarukan karena diproduksi dari biomassa sehingga tak meninggalkan residu saat terbakar sistem kombusi.

Pemakaian bahan bakar etanol dapat mengurangi 40% emisi gas rumah kaca karena gandum atau bahan baku lain untuk membuat etanol menyerap karbon saat tumbuh. Proses pengurangan akan bergantung pada jenis bahan baku yang digunakan, termasuk prosesnya.

Meski proses konversi biomassa ke etanol tetap memicu emisi, tapi tak akan sebesar bahan bakar fosil. Etanol dari jagung hanya memproduksi 3% gas rumah kaca dibanding bensin, sementara kayu dan limbah kebun memproduksi 6%.

4. Keamanan dan Performa

Etanol tak terlalu berbahaya seperti bensin dan bahan bakar lain. Tapi yang harus dicatat, menggunakan E10 tak secara signifikan mampu meningkatkan tenaga atau performa.

Dampak efisiensi bahan bakar akan berbeda tergantung komposisi etanol yang digunakan. Sebagai contoh, E85 memiliki 27% lebih sedikit tenaga dibanding bensin, tapi dampak ramah lingkungannya meningkat dibanding E10.

Terlebih mayoritas kendaraan saat ini didesain untuk memakai bahan bakar bensin. Semisal mobil tersebut dioptimalkan untuk bahan bakar etanol, performa mobil juga meningkat.

Etanol mempunyai nilai oktan lebih tinggi dari bensin, artinya mampu memberi tenaga dan performa lebih besar. Hanya saja, konfigurasi mesin mobil saat ini masih dikhususkan untuk bensin.

Untuk saat ini, bahan bakar etanol lebih difungsikan menjaga lingkungan, bukan meningkatkan performa mobil secara keseluruhan. Hanya saja, etanol unggul karena mampu meningkatkan efisiensi sistem pembakaran hingga 2% dibanding bahan bakar bensin.

5. Sosial dan Ekonomi

Etanol berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya masyarakat yang bergantung pada hasil bumi. Ada potensi ekonomi bernilai besar dengan memproduksi bahan baku etanol.

Perkembangan industri etanol berpotensi menciptakan market baru dengan nilai tinggi karena bahan baku diambil dari limbah buah dan sayur, juga perkebunan atau pertanian. Produksi etanol dalam skala besar jelas menghadirkan peluang lebih banyak.

Volume besar dari gandum yang terdestilasi dan bahan pakan dengan protein tinggi merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari produksi etanol dari gandum.

Karena perkembangan produksi etanol untuk keperluan komersial masih terus berlanjut, situasi ini bisa memberi dampak positif sebagai salah satu sumber pemasukan. Sederhananya, saat kondisi ekonomi terangkat, kesejahteraan sosial akan meningkat.


TOP