Hyundai Motorstudio Senayan Park
Lampu DRL (Daytime Running Light) sebenarnya bukan komponen baru dalam industri otomotif. Sejak tahun 1990an, mayoritas mobil sudah dilengkapi lampu DRL sebagai standar penerangan.
Awal kemunculannya, lampu DRL tidak ditujukan untuk membantu pengemudi agar melihat kondisi jalan lebih baik, melainkan untuk melihat mobil lain dengan lebih baik. Ini berbeda dengan tipe lampu lain yang memang ditujukan untuk menerangi jalan.
Lampu DRL kini mulai banyak diadopsi sebagai salah satu fitur standar keselamatan untuk mobil masa kini. Keberadaan lampu ini sangat penting karena mampu mencegah potensi kecelakaan.
Lampu DRL adalah lampu keamanan agar mobil lebih mudah dilihat pengguna jalan lain. Lampu jenis ini memainkan peran penting dalam keselamatan, lebih-lebih saat dalam kondisi gelap.
Saat berkendara dalam terowongan, di bawah jembatan, atau saat gelap, lampu DRL sangat dibutuhkan. Lampu ini hadir untuk mencegah mobil terjadi kecelakaan.
Saat dalam kondisi normal, DRL aktif secara otomatis begitu mesin dinyalakan. Keberadaannya memang jarang diketahui karena tertutup sinar headlamp, tapi menjadi lebih cerah saat lampu utama dimatikan.
Lampu DRL sebenarnya diproduksi untuk digunakan pada negara dengan waktu siang yang tampak ‘remang-remang’. Itu sebabnya, lampu DRL merupakan kewajiban untuk wilayah Skandinavia yang meliputi Denmark, Norwegia, Islandia, Swedia, dan lainnya.
Saat musim dingin tiba, wilayah Skandinavia akan tetap gelap di siang hari sehingga lampu DRL menjadi sangat dibutuhkan. Mengingat fungsinya, Amerika dan dunia kemudian mengadopsi meski dampaknya tidak secara signifikan mengurangi angka kecelakaan pada mobil.
Tapi studi lain menunjukkan penggunaan DRL pada sepeda motor berimbas positif pada menurunnya tingkat kecelakaan sepeda motor.
Baca Juga: Lampu Mobil Redup? Atasi Dengan 5 Cara Berikut Ini!
Di sisi lain, ada juga kendala terkait pemakaian lampu DRL, yaitu dianggap mengurangi efisiensi penerangan lampu utama. Perdebatan masih terus berlangsung, tapi faktor keselamatan yang dihadirkan lampu DRL jelas tak bisa diabaikan.
Sempat disinggung di bagian awal, fungsi utama lampu DRL yaitu untuk meningkatkan visibilitas mobil agar lebih mudah dikenali pengguna jalan lain.
Dibanding lampu utama, tingkat kecerahan lampu DRL lebih rendah sehingga tidak disarankan sebagai lampu utama saat berkendara di malam hari. Tapi saat senja atau sedang dalam kondisi hujan ringan dan jarak pandang menjadi terbatas, lampu DRL jelas diperlukan.
Mengaktifkan lampu DRL berarti memberitahukan pengendara lain terkait keberadaan mobil yang sedang melaju. Terutama saat menyalip, sinar DRL memberi identifikasi posisi mobil.
Berbeda dengan lampu utama yang hanya dinyalakan saat malam hari, lampu DRL akan terus aktif selama mesin mobil dinyalakan. Posisi lampu DRL yang strategis memberi visibilitas tinggi dan berguna dalam mencegah potensi kecelakaan karena mobil menjadi mudah terlihat.
Karena tidak didesain untuk menerangi jalan, lampu DRL umumnya dibuat dari lampu LED, bukan lampu halogen. Jenis lampu LED menawarkan masa pakai yang lebih lama, efisien, dan lebih cerah.
Sangat mungkin mengatakan kalau lampu DRL merupakan lampu khusus siang hari dengan daya rendah dibanding lampu utama. Saat menyala, lampu mampu meningkatkan visibilitas kendaraan.
Mayoritas lampu DRL saat ini diaktifkan oleh modul komputer atau sensor, tapi ada juga mobil yang memberi opsi manual untuk menyalakannya.
Pada mobil yang sudah dilengkapi lampu DRL, sistem akan dibuat otomatis. DRL didesain agar selalu aktif tanpa campur tangan pengemudi saat mobil dinyalakan. Tapi cara kerja lampu DRL akan berbeda dari satu mobil ke mobil lain, bahkan untuk satu pabrikan yang sama.
Pada awal perkembangannya, sistem DRL masih digabungkan dengan lampu utama. Semakin modern, konfigurasi sistem lampu DRL banyak disesuaikan dengan desain dan kebutuhan mobil yang diproduksi.
Beberapa mobil keluaran terbaru bahkan memberi opsi untuk menyalakan atau mematikan fitur lampu DRL sehingga penggunaannya dapat dibatasi. Saat lampu utama dinyalakan, lampu DRL akan ikut menyala atau mati, tergantung dari pengaturan.
Penempatan lampu DRL berbeda pada tiap mobil. Beberapa produsen mobil menempatkan lampu DRL di bawah atau di atas headlamp, atau juga bisa disandingkan dengan foglamp.
Tujuan utama lampu DRL yaitu menguatkan visibilitas mobil agar lebih mudah terlihat pengguna jalan. Ini termasuk pejalan kaki dan pengendara sepeda atau sepeda motor.
Pengguna jalan menjadi lebih mudah melihat mobil yang dikendarai, terlebih saat kondisi jalan tidak mendukung. Dalam publikasi organisasi motor Australia NRMA, efek positif yang dihadirkan lampu DRL yaitu mengurangi kecelakaan parah terutama saat di persimpangan atau perempatan.
Masih dalam laporan yang sama, lampu DRL berkontribusi dalam mencegah 25% kecelakaan fatal di siang hari dan 28% kecelakaan fatal bagi pejalan kaki.
Karena mobil menjadi lebih mudah terlihat, potensi kecelakaan kemudian bisa dihindari. Sebagai tambahan, tingkat kecelakaan di Kanada menurun 5,7% berkat penggunaan lampu DRL, begitu juga di sejumlah negara lain yang sudah menerapkan DRL sebagai salah satu standar penerangan.
Selain faktor keselamatan, lampu DRL juga dimanfaatkan sejumlah produsen mobil untuk meningkatkan tampilan mobil lewat desain unik sehingga terkesan mencolok.
Baca Juga: 9 Mobil Irit BBM Terbaik Dari Hyundai
Dengan lampu DRL, sesama pengemudi dapat saling melihat mobil meski jarak pandang sangat rendah. Terutama untuk negara yang tak banyak mendapat sinar matahari saat siang hari, penggunaan lampu DRL adalah kewajiban.
Selain negara Skandinavia yang mewajibkan setiap mobil memiliki lampu DRL, wilayah Eropa dan Amerika juga mulai mengadopsi lampu DRL.
Khusus di tanah air, memang tak semua mobil sudah dibekali lampu DRL. Tapi mengingat fungsinya, penting bagi pembeli untuk memilih mobil yang sudah dilengkapi dengan lampu DRL demi keselamatan.