.
Hyundai Motorstudio Senayan Park
Klakson merupakan perangkat elektromekanikal sederhana yang menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menghasilkan suara. Khususnya mobil, klakson termasuk komponen standar yang harus ada.
Klakson mampu mengeluarkan suara spesifik untuk berbagai jenis kendaraan. Pengendara menggunakan klakson untuk memberi sinyal ke pengguna jalan lain tentang kehadirannya, selain untuk menarik perhatian saat terjadi bahaya.
Pada dasarnya, klakson sangat diperlukan meski tak bisa digunakan sewaktu-waktu. Ada semacam aturan tak tertulis terkait tata cara penggunaan klakson agar tak sampai mengganggu siapapun.
Beberapa dekade lalu, pengendara mobil memakai sinyal berbeda untuk mengingatkan kehadirannya pada pengguna jalan lain. Alat yang digunakan seperti peluit, bel, dan lonceng. Tapi alat sederhana ini hanya berguna untuk kereta kuda dan kendaraan berkecepatan rendah.
Hari ini, dengan semakin meningkatnya kecepatan mobil, sangat dibutuhkan perangkat lain yang bisa mengeluarkan suara lebih keras.
Beberapa variasi lalu muncul ke permukaan: ada Godin yang merupakan perangkat yang bisa ditekan saat mengemudi, Sireno yang bisa didengar hingga beberapa kilo, dan Gabriel yang mampu mengeluarkan suara dengan nada berbeda-beda.
Rees Hutchinson, seorang ilmuwan muda, bekerja untuk memperbaiki perangkat yang sudah eksis. Dia membuat Klaxon, perangkat yang bisa dioperasikan dengan baterai atau tekanan agar menghasilkan suara lantang dan keras.
Klaxon, atau klakson, kemudian menjadi komponen wajib untuk tiap kendaraan, bahkan untuk mobil listrik yang kini banyak diproduksi.
Fungsi klakson pada mobil modern tetap tak berubah, hanya saja komponen yang digunakan sekarang lebih baik karena memakai material anti karat.
Membunyikan klakson merupakan cara paling efektif untuk mencari perhatian dari pengguna jalan lain, dan inilah fungsi utama klakson dari awal ditemukan sampai kini dikembangkan.
Bisa dikatakan, klakson merupakan alat komunikasi antara satu kendaraan dengan kendaraan lain. Dengan begitu, potensi kecelakaan bisa dihindari.
Ada semacam aturan tak tertulis dalam membunyikan klakson agar tak sampai mengganggu pengguna jalan lain. Pada dasarnya, klakson hanya boleh digunakan dalam beberapa kondisi seperti:
Merupakan fungsi dasar dari klakson, yaitu untuk mengingatkan pengendara lain jika ada kendaraan mendekat sehingga mencegah potensi kecelakaan.
Klakson bisa dimanfaatkan untuk memberi tahu kendaraan yang berada di depan saat akan menyalip sehingga mereka lebih waspada terhadap kondisi jalan.
Terutama saat ingin menjemput orang lain, klakson bisa digunakan untuk memberi tanda bahwa jemputan sudah datang. Klakson memberi peringatan bahwa kendaraan penjemput sudah menunggu.
Fungsi ini menjadi lebih penting terlebih saat turun hujan deras. Alih-alih harus keluar mobil sambil hujan-hujanan untuk menekan bel pintu, cukup gunakan klakson untuk memberi tahu kedatangan.
Klakson juga bisa menyadarkan pengemudi lain, terutama saat di lampu merah, tapi dengan dengan beberapa pengecualian.
Klakson boleh saja dinyalakan saat lampu sudah berganti hijau tapi pengendara lain belum juga bergerak karena masih sibuk, bermain gadget misalnya, sehingga mengganggu arus lalu lintas.
Pengemudi juga boleh menyalakan klakson saat mendapati pengendara lain mengemudi sambil mengantuk, yang mana ini biasa terjadi. Klakson bisa membangunkan pengendara tersebut sehingga berhenti untuk beristirahat.
Membunyikan klakson saat mundur sangat disarankan agar siapapun yang ada di belakang mobil tersadar akan kehadiran kendaraan. Langkah ini bisa mengurangi potensi kecelakaan yang bisa saja terjadi jika ada seseorang di belakang mobil.
Situasi darurat bisa muncul kapan saja saat dalam perjalanan, misalnya ban meledak atau rem blong dan kebakaran. Saat ini terjadi, membunyikan klakson berkali-kali bisa dimaknai sebagai tanda bahaya. Dengan begitu, siapapun yang berada di dekat mobil bisa merespon situasi berbahaya ini.
Saat berada di tengah kerumunan padat misalnya, klakson berguna membuka jalan. Bunyi klakson bisa dimaknai sebagai maksud agar kendaraan bisa lewat tanpa menimbulkan risiko apapun.
Langkah yang sama juga bisa diterapkan saat melewati jalanan sempit atau area perumahan yang mana anak-anak sering muncul tiba-tiba tanpa ada peringatan.
Mobil dilengkapi klakson untuk alasan positif, tapi ada kalanya pengendara tak dibolehkan membunyikan klakson karena ada norma yang membatasi. Berikut batasan norma dalam membunyikan klakson:
Ada suatu hiburan tersendiri saat membunyikan klakson. Anak kecil yang bosan dalam perjalanan kadang membuka kaca jendela hanya untuk mendengar suara klakson yang ditekan sendiri. Walau terasa menyenangkan, tapi membunyikan klakson sembarangan jelas tak disarankan.
Bukan tindakan etis untuk membunyikan klakson di sembarang tempat, terlebih jika hanya untuk keperluan bersenang-senang.
Siapapun pasti pernah merasa jengkel saat berkendara, terlebih dalam kondisi macet. Tapi membunyikan klakson untuk mengekspresikan rasa marah bukan sesuatu yang bijak. Bagaimana jika semua pengendara ternyata merasakan kondisi yang sama?
Saling berbalas klakson hanya meningkatkan rasa frustasi dan marah. Sebisa mungkin, jauhkan tangan dari klakson guna menghindari masalah dengan pengendara lain.
Klakson dimaksudkan untuk memberi tahu posisi kendaraan, bukan untuk saling menyapa antar pengemudi. Meski membunyikan klakson pada teman mungkin sesuatu yang biasa, tapi kadang memicu masalah.
Pengendara lain mungkin menyalah artikan bunyi klakson tersebut sehingga mengerem mendadak sebagai respon. Situasi ini memicu bahaya karena berpotensi memicu kecelakaan, dan sebaiknya dihentikan.
Saat berhenti, jangan membunyikan klakson baik saat di parkiran atau di garasi, lebih-lebih di lampu merah. Jangan tergoda membunyikan klakson pada pengendara di depan begitu lampu berganti hijau. Aktivitas ini bisa dimaknai sebagai tindakan agresif.