.

Newsroom

Tips Penting Mengurangi dan Mengelola Sampah Makanan

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2024.07.09
Tips Penting Mengurangi dan Mengelola Sampah Makanan

Sampah makanan jadi masalah lingkungan darurat dan mengancam keselamatan bumi. Masalah ini juga jadi kekhawatiran di Indonesia dan membutuhkan solusi kelola sampah makanan yang baik. Bagaimana tidak, Indonesia jadi negara penyumbang sampah makanan terbesar keempat di dunia, jumlahnya mencapai 20,93 juta ton per tahun. Jenis sampah ini memenuhi sekitar 40 persen dari total sampah yang ada di TPA. 

Lantas, seberapa serius sih dampaknya kalau sampah makanan terus menumpuk? Apakah ada solusi kelola sampah makanan yang efektif? Yuk, simak selengkapnya.

Dampak Buruk Sampah Makanan 

Sampah makanan terbagi menjadi dua kategori, yaitu left over dan food waste. Sampah dari sisa makanan yang terbuang akibat budaya berlebihan masyarakat disebut left over. Sedangkan food waste adalah sisa makanan yang terbuang karena kesalahan sistem atau manajemen, contohnya seperti makanan kedaluwarsa atau hasil tani yang terbuang karena hama.

Kedua kategori ini sama-sama punya dampak serius. Tak hanya dari segi lingkungan, tapi juga dari segi ketahanan pangan, berikut penjelasannya. 

  • Dampak Terhadap Lingkungan

Sampah makanan yang membusuk akan menimbulkan reaksi kimia dan melepaskan emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca.

Ketika efek rumah kaca terjadi, suhu rata-rata permukaan bumi akan meningkat dan membuat lapisan atmosfer semakin tipis. Hal ini akan berakibat pada cuaca di bumi yang semakin panas dan tidak menentu.

Menurut World Research Institute (WRI), gas rumah kaca yang dihasilkan dari sampah makanan mencapai 8% dari total emisi global. Sebagian besar gas yang dihasilkan adalah gas metana, senyawa ini dikenal 25 kali lebih berbahaya dari karbondioksida dalam menyebabkan pemanasan global. 

  • Dampak Terhadap Ketahanan Pangan

Sampah sisa makanan layak konsumsi yang kamu buang ternyata berdampak besar terhadap ketahanan pangan. Banyaknya makanan yang dibuang sia-sia akan menyebabkan ketersediaan pangan semakin tipis.

Jika ketahanan pangan menjadi rawan, maka harga pangan pun akan semakin melonjak. Hal ini akan menyulitkan bagi orang yang benar-benar berjuang mendapatkan makanan untuk bertahan hidup.

Tips Mengurangi dan Kelola Sampah Makanan 

Upaya menekan jumlah sampah makanan dapat dilakukan dengan mengurangi dan mengelola sampah tersebut secara bijak. Kenali tips mengelola sampah makanan mulai dari proses produksi (hulu), distribusi (hilir), hingga di tingkat konsumen berikut ini.

  • Produksi (Hulu) 

1. Perencanaan produksi yang matang: Lakukan riset mendalam tentang berapa jumlah makanan yang akan diproduksi. Pastikan jumlah produksi sesuai dengan jumlah permintaan pasar sehingga menekan produk yang tidak terjual. 

2. Manajemen stok: Lakukan manajemen stok yang efisien dalam mengontrol persediaan. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pemborosan seperti makanan kedaluwarsa atau rusak.

3. Manfaatkan sisa produksi: Jangan buang sisa makanan hasil produksi, hasil tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk menghasilkan produk lain atau menyumbangkannya ke organisasi kemanusiaan.

  • Distribusi (Hilir)

1. Pilih kemasan yang tepat: Untuk membuat produk makanan lebih awet dan tahan lama, pilih kemasan yang kokoh namun tetap ramah lingkungan.

2. Jalur distribusi yang efisien: Lakukan pengiriman hasil produksi se-efisien mungkin dengan jalur yang cepat dan teknologi yang optimal. Hal ini agar mencegah makanan agar tak cepat basi dan membusuk.

3. Donasi makanan: Donasikan produk yang tidak terjual kepada orang-orang yang membutuhkan sebelum kedaluwarsa.

  • Konsumen

1. Edukasi zero food waste: Gaya hidup zero food waste atau meminimalisir untuk membuang makanan perlu dikenalkan. Edukasikan masyarakat agar sadar untuk membeli dan mengkonsumsi makanan sesuai kapasitas dan kebutuhan mereka tanpa membuangnya.

2.  Kelola makanan sisa: Makanan yang tersisa dapat dikelola menjadi hidangan baru, atau disimpan dengan baik untuk dikonsumsi nanti.

3. Manfaatkan sampah makanan jadi pupuk kompos: Jika benar-benar sudah tidak bisa dikonsumsi, kamu bisa memanfaatkan makanan sisa menjadi pupuk kompos.

Mengelola sampah makanan dapat lebih efisien dan berkelanjutan dengan bantuan teknologi. Berikut contoh pemanfaatan teknologi untuk mengelola sampah makanan.

  • Alat konversi energi: Sampah bisa dikelola dan dikonversi menjadi energi terbarukan dengan bantuan teknologi. 
  • Pengurai sampah: Teknologi dengan menggunakan mikroorganisme dan enzim dapat mengurai sampah makanan menjadi bahan organik. Sampah makanan yang telah diurai dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau kompos.
  • Aplikasi dan platform pengelola sampah makanan: Di tingkat konsumen, berbagai aplikasi tersedia untuk mencegahmu membuang sisa makanan. Antara lain seperti aplikasi donasi makanan, penjualan kembali makanan sisa, atau mengatur jadwal membuang sampah makanan, dan sebagainya.
  • Sarana edukasi: Perkembangan teknologi melalui akses internet, kampanye digital, pelatihan online, dan lainnya dapat meningkatkan awarness masyarakat terhadap pentingnya pengurangan sampah makanan. 

Upaya mengurangi dan kelola sampah makanan dapat dilakukan dengan mudah melalui tips-tips di atas. Yuk, jalani gaya hidup zero food waste dan bantu lestarikan bumi.




TOP