Kita semua sudah sangat familiar dengan istilah Reduce, Reuse, Recycle. Namun kenyataannya, sampai saat ini kegiatan daur ulang masih sangat minim dilakukan di Indonesia. Dari sekitar 6,8 juta ton sampah plastik yang dihasilkan per tahun, hanya 10% yang didaur ulang. Dan ini baru sampah plastik, belum membahas sampah lain yang sebenarnya bisa didaur ulang.
Pengertian Daur Ulang
Daur ulang merupakan kegiatan menggunakan kembali material dari sampah untuk diolah menjadi produk baru.
Dalam penggunaan sehari-hari, seringkali orang menggunakan sebutan “daur ulang” dengan kurang tepat. Misalnya saat membuat prakarya tempat pensil dari karton susu bekas di sekolah, guru menyebut kegiatan tersebut sebagai daur ulang. Padahal sebenarnya penggunaan karton bekas sebagai tempat pensil termasuk aktivitas reuse, bukan recycle.
Yang disebut dengan daur ulang adalah saat bahan dari sampah diolah menjadi produk baru, jadi ada pemrosesan material. Bahkan beberapa sumber menyebutkan pengertian daur ulang sebagai pemrosesan ulang suatu barang menjadi bahan baku baru untuk digunakan dalam produk baru.
Maka dari itu, daur ulang pada umumnya memang bukanlah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah. Sebaliknya, daur ulang merupakan proses kompleks yang biasa dilakukan oleh perusahaan daur ulang dan pabrik-pabrik tertentu. Sementara itu, masyarakat yang ingin mendaur ulang sampah mereka bisa mengirim sampah mereka ke bank sampah atau perusahaan daur ulang.
Jenis-jenis Aktivitas Daur Ulang
Berdasarkan skalanya/siapa yang menghasilkan sampahnya, kegiatan daur ulang bisa dibagi menjadi dua:
1. Pasca-industrial
Terjadi dalam pabrik. Sisa-sisa material yang dihasilkan dalam kegiatan produksi atau hasil produksi yang cacat dilebur dan dimasukkan lagi ke dalam proses manufaktur. Sisa-sisa material tersebut dapat dimasukkan ke dalam proses manufaktur yang sama atau manufaktur barang lain dalam perusahaan tersebut.
2. Pasca-konsumen
Limbah didaur ulang setelah digunakan. Biasanya merujuk pada limbah rumah tangga/masyarakat. Masyarakat biasanya mendaur ulang sampah mereka dengan mengirimkan sampah yang bisa didaur ulang ke bank sampah atau perusahaan yang mendaur ulang sampah.
Seiring meningkatnya pembicaraan tentang sustainability (keberlanjutan), perusahaan-perusahaan besar juga mulai memberi akses bagi konsumen yang ingin mendaur ulang produk “bekas” mereka. Contohnya Hyundai membuka layanan daur ulang dimana konsumen bisa melakukan drop-off produk elektronik yang sudah tak terpakai, kemudian Hyundai akan mendaur ulang barang tersebut.
Manfaat daur ulang
1. Lingkungan Lebih Saniter
Tiap sampah yang didaur ulang mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Ini sangat meningkatkan tingkat sanitasi daerah tersebut karena timbunan sampah pada TPA mengkontaminasi tanah dan sumber air tanah, serta menurunkan kebersihan lingkungan secara keseluruhan.
2. Mengurangi Laju Perubahan Iklim
Tidak hanya mengotori tanah dan air, TPA juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (terutama metana). TPA yang mengusung sistem timbun menghasilkan 5% total emisi gas rumah kaca di dunia.
3. Hemat Sumber Daya dan Sustainable
Saat ini manusia telah terlena dengan gaya hidup praktis dan konsumtif. Semuanya serba sekali pakai dan langsung dibuang, tanpa mempedulikan sumber daya yang terus diambil dari bumi. Dengan mendaur ulang, produk baru dibuat menggunakan material dari barang beka dan tidak mengambil sumber daya baru dari alam.
4. Hemat Energi
Tidak hanya hemat sumber daya alam, daur ulang juga hemat energi. Kegiatan produksi menggunakan material yang didaur ulang memerlukan lebih sedikit energi daripada memproduksi material baru.
5. Hemat biaya
Daur ulang mendorong circular economy, di mana material dimanfaatkan berulang-ulang dan pada akhirnya meminimalisir biaya. Contohnya perusahaan yang menjual minuman dalam kemasan botol bisa menyediakan drop box botol bekas dari konsumen mereka kemudian mendaur ulang botol bekas tersebut. Biaya perusahaan yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan untuk membuat botol akan berkurang.
Barang yang Dapat Didaur Ulang
1. Kertas, Karton dan Kardus
Semua kertas bisa didaur ulang asalkan tidak dilapisi oleh plastic/lilin, serta tidak basah, kotor, ataupun berminyak. Biasanya kertas bekas didaur ulang menjadi tisu toilet, kartu ucapan, koran, dan kertas daur ulang.
2. Botol Plastik
Tidak semua plastik bisa didaur ulang, beberapa jenis plastik yang bisa didaur ulang antara lain PET dan HDPE. Bioplastik, plastik komposit, dan polikarbonat tidak bisa didaur ulang. Beberapa produk yang dihasilkan dari daur ulang plastik antara lain kemasan plastik, pakaian, bahkan furniture.
3. Kaleng Makanan dan Minuman
Semua kaleng logam bisa didaur ulang tanpa batas.
4. Botol dan Toples Kaca
Kebanyakan kaca yang digunakan untuk makanan atau dapur bisa didaur ulang. Periksa lambang daur ulang pada bagian bawah botol kaca untuk melihat apakah kaca tersebut bisa didaur ulang.
5. Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah limbah minyak nabati, biasanya berupa minyak bekas memasak. Akhir-akhir ini bank sampah mulai menerima minyak jelantah untuk didaur ulang menjadi bahan bakar biodiesel.
6. Limbah Makanan
Biasanya aktivitas membuat pupuk kompos dari limbah tidak disamakan dengan daur ulang. Akan tetapi karena kita membahas sampah yang bisa diolah menjadi barang lain alih-alih dibuang ke TPA, kita juga akan membahas limbah makanan.
Seringkali orang menganggap sampah daur ulang hanyalah sampah anorganik, kemudian membuang sampah makanan ke TPA. Padahal kenyataannya semua sampah makanan bisa diolah menjadi kompos. Di internet ada banyak panduan mengolah sampah makanan menjadi kompos di rumah.
7. Beberapa limbah B3
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) jika dibuang begitu saja ke TPA/perairan bisa sangat mencemari lingkungan. Untungnya di Indonesia sudah ada perusahaan yang menerima sampah B3 untuk didaur ulang.
8. Beberapa limbah elektronik
Limbah elektronik seperti DVD player rusak dan HP jadul bisa diambil lagi part-partnya untuk digunakan kembali.
Apa yang Perlu Diperhatikan dalam Mendaur Ulang?
- Pilah sampah untuk mencegah sampah saling mengkontaminasi. Minimal, pisahkan sampah dalam tiga kategori: organik, anorganik, dan B3.
- Bersihkan sampah sampai tidak ada sisa produk, tidak bau, dan kering. Ini juga mencegah kontaminasi.
- Sebelum mendaur ulang – Gunakan kembali yang bisa digunakan.
- Kirim sampah ke bank sampah/perusahaan daur ulang. Anda tidak perlu mengurus proses selanjutnya, yang Anda perlu lakukan hanyalah mengirim sampah Anda ke pihak daur ulang, bukan ke TPA.
Problematika Daur Ulang di Indonesia
1. Di tingkat masyarakat: minim kesadaran
Kebanyakan masyarakat Indonesia (terutama yang tinggal di perkotaan) tidak memilah sampah, termasuk masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi. Mereka beranggapan bahwa sampah yang dipilah pada akhirnya tetap akan dicampur di TPA, sehingga mereka sama sekali tidak mencoba memilah sampah.
Untungnya, sekarang banyak bermunculan perusahaan yang menerima sampah dari masyarakat untuk didaur ulang. Ini mempermudah proses daur ulang bagi masyarakat.
2. Di tingkat industri dan perusahaan: minim bahan baku
Karena masyarakat tidak memilah sampah, pabrik daur ulang tidak bisa memilah sampah karena semua sampah terkontaminasi. Ini menyebabkan kualitas sampah buruk dan tidak bisa didaur ulang. Kesadaran perusahaan manufaktur untuk mendaur ulang material mereka juga masih rendah.
3. Dari pemerintah: minim fasilitas dan regulasi
Walaupun sekarang sudah banyak perusahaan yang menerima sampah masyarakat untuk didaur ulang, masih sedikit orang yang mengirimkan sampah mereka karena pengiriman harus membayar. Sulitnya mengakses fasilitas daur ulang membuat masyarakat semakin tidak tertarik dalam kegiatan daur ulang.
Regulasi pemerintah mengenai daur ulang pasca-industrial maupun pasca-konsumen sangat minim. Perusahaan-perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk mendaur ulang material mereka.
Sebagai masyarakat, kita harus mendukung kegiatan daur ulang untuk mengurangi limbah. Pilah sampah kita dan kirimkan sampah yang bisa didaur ulang ke bank sampah/perusahaan daur ulang. Dukung perusahaan dan produsen yang melakukan daur ulang. Semua pihak harus secara aktif mengambil bagian dalam aktivitas daur ulang demi kehidupan yang bersih dan sehat.