Hyundai Motorstudio Senayan Park
Siapa yang menyangka, ternyata tas daur ulang bisa menjadi salah satu peluang bisnis. Hal ini seiring dengan program diet plastik yang digencarkan pemerintah di seluruh dunia.
Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar nomor tiga, berupaya mengurangi sampah plastik dengan tas daur ulang.
Data yang diberikan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), pasar tradisional menghasilkan lebih dari 400 juta lembar tas plastik per tahun.
Karena itu, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) mengajak sejumlah pengelola pasar tradisional di beberapa wilayah Indonesia memakai tas daur ulang.
Kebanyakan orang mungkin menganggap kalau pasar tradisional masih sulit melepaskan ketergantungan dari tas plastik.
Sebenarnya, hal ini memerlukan dukungan dan kerjasama semua pihak. Mulai dari pengelola pasar, para pedagang, dan produsen tas daur ulang agar bisa saling bermitra.
Lalu, mengapa pasar tradisional masih menjadi penghasil sampah plastik terbanyak di Indonesia? Ternyata, hal ini disebabkan dari sisi pengelolaan pasar tradisional yang belum berjalan maksimal.
Berangkat dari masalah tersebut, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) ingin memulai program diet tas plastik dengan memakai tas daur ulang. Program pengurangan tas plastik difokuskan di sejumlah kota besar, seperti Surabaya, Jakarta, Bogor, Bandung, Bali, dan Banjarmasin.
Diakui oleh Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), Tiza Mafira, peluang bisnis tas daur ulang di Indonesia masih terbuka lebar. Terlebih lagi, persaingan produsen tas belanja guna ulang juga masih belum ketat.
Dalam program diet kantong plastik, nantinya GIDKP akan menargetkan pedagang plastik agar mulai menjual produk tas daur ulang. Di sisi lain, hal ini akan mengurangi sampah tas plastik karena bisa menjadi alternatif tas belanja yang lebih ramah lingkungan.
Semua orang pasti setuju bahwa kita harus mulai beralih dari tas plastik ke tas belanja guna ulang yang berkelanjutan.
Kamu bisa mencoba peluang bisnis berjualan tas guna ulang untuk meraup penghasilan tambahan.
Di bawah ini ada beberapa tips yang bisa diikuti:
Dalam bisnis apapun, perencanaan adalah tahap awal yang melandasi kegiatan-kegiatan bisnis.
Misalnya, apakah kamu ingin membuat tas guna ulang yang kecil? Atau, berukuran besar? Bagaimana warna dan desainnya? Apakah perlu memasarkan di media sosial atau datang langsung ke pasar tradisional?
Setiap tahap perencanaan perlu dipikirkan secara matang dan detail. Sehingga, semua tahapan dapat berjalan sesuai ekspektasi.
Di zaman digital, kolaborasi menjadi lebih mudah dan dianggap konsep yang lumrah. Sebagai contoh, brand tas guna ulang milikmu bermitra dengan selebgram yang mendukung pelestarian lingkungan.
Atau, kamu juga bisa menargetkan beberapa startup dan perusahaan yang berjalan di atas konsep solusi hijau.
Konsumen atau masyarakat saat ini sangat menghargai produk yang berkelanjutan. Jika brand tas guna ulang milikmu berhasil menggandeng mitra yang satu visi, maka produk akan semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Identitas atau nama merek tas guna ulang sangat penting untuk membedakan dengan pesaing. Selain itu, masyarakat juga akan lebih mudah mengingat dan menyebutkan namanya.
Biasanya, nama merek yang bagus terdiri dari 1-3 suku kata agar mudah diingat. Di samping nama merek, kamu juga perlu membuat slogan yang menarik dan unik.
Bila kamu menargetkan peluang bisnis tas guna ulang di beberapa pasar tradisional Indonesia, sangat direkomendasikan untuk bekerja sama dengan para pedagang.
Terutama, pedagang yang berjualan plastik di pasar tersebut. Mereka yang biasanya akan memasok kebutuhan tas belanja plastik untuk seluruh pedagang di pasar tersebut.
Secara otomatis, apabila pedagang plastik sudah beralih ke tas guna ulang, maka para pembeli juga akan lebih mudah mendapatkan tas guna ulang sebagai alternatif kantong plastik.
Saat mempertimbangkan biaya operasional bisnis tas guna ulang, kamu perlu memikirkan beberapa aspek, di antaranya:
Kamu mungkin juga perlu mempertimbangkan anggaran untuk menggaji karyawan, biaya pengiriman, dan distribusi.
Terlepas dari itu, sebenarnya bisnis tas daur ulang dapat dijalankan dalam skala industri rumahan. Karena, masih bisa dikelola oleh beberapa karyawan saja. Estimasi biaya yang dibutuhkan sebagai modal awal bisnis tas guna ulang adalah sebesar Rp 50 juta – Rp 100 juta.
Berikut beberapa langkah membuat bisnis tas guna ulang agar lebih mendatangkan profit:
Harapannya ke depan, akan lebih banyak lagi pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia yang mampu mengurangi ketergantungan terhadap kantong kresek.
Program pasar bebas plastik di Indonesia akan menjadi langkah awal yang brilian agar menjadi teladan dalam usaha mengurangi sampah plastik sekali pakai di pasar tradisional.