Hyundai Motorstudio Senayan Park
Jejak karbon termasuk fenomena yang cepat berkembang, sayangnya bukan mengarah ke sesuatu yang positif. Efeknya justru memperburuk lingkungan dan memicu perubahan iklim.
Semakin banyak jejak karbon yang diproduksi, lingkungan semakin berisiko rusak. Sebagai bagian ekosistem, manusia hanya punya sedikit waktu untuk mengurangi jejak karbon dan membatasi efek pemanasan global yang sangat merusak.
Itu sebabnya, kontribusi sekecil apapun guna mengurangi jejak karbon sangat penting dilakukan. Persoalannya, kadang kita tak sadar turut menghasilkan jejak karbon lewat rutinitas harian.
Menekan produksi jejak karbon bisa dimulai lewat langkah sederhana, misalnya dari aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari. Mulai saat beranjak dari tempat tidur hingga kembali lagi, langkah berikut bisa berkontribusi positif pada penurunan jejak karbon.
Sebagai gambaran, 5 ton karbon dioksida yang dirilis ke atmosfer dihasilkan oleh 1 ton plastik. Selain itu, plastik sekali pakai saat ini memenuhi pantai dan lautan yang mengancam satwa laut.
Kabar baiknya, kita dapat mengurangi plastik bahkan tanpa usaha. Cukup hindari plastik!
Contoh sederhananya, jangan gunakan sendok makan plastik, sedotan, kantong plastik, dan hindari membeli kemasan. Langkah ini terbilang sederhana, tapi efeknya besar untuk mengurangi karbon.
Hanya beli makanan yang sekiranya habis dikonsumsi dan hindari memenuhi lemari pendingin dengan bahan makanan yang kemungkinan tidak dimakan.
Langkah ini tak hanya menghemat anggaran belanja, tapi juga melindungi lingkungan karena 8% gas rumah kaca dihasilkan makanan sisa. Poin pentingnya, rencanakan makanan yang akan dikonsumsi.
Bukan hanya karena membuat sampah, tapi air kemasan sebenarnya lebih mahal. Membawa botol minuman isi ulang lebih disarankan karena berbagai sisi positif. Tak semua botol plastik didesain food-grade, dan itu jelas berbahaya karena mengkontaminasi air minum.
Jangan pernah menyalakan lampu saat tidak berada di ruangan, bahkan jika itu di malam hari. Gunakan lampu hemat energi atau lampu otomatis yang menyala saat ada orang di ruangan.
Sampah apapun yang dibuang akan menghasilkan jejak karbon sebab sampah memicu efek rumah kaca saat mulai terurai. Kemasan menduduki porsi 28% sampah rumah tangga, dan cara terbaik mencegah yaitu dengan tidak membuat sampah.
Mengurangi berkendara mampu menekan produksi karbon secara signifikan. Mengendarai mobil hanya sekali seminggu berkontribusi menurunkan 84% karbon. Memang tak mungkin untuk tak berkendara sama sekali, tapi dengan mengurangi frekuensi berkendara itu sudah membantu.
Mulai dengan jarak pendek lebih dulu untuk membangun kebiasaan, lalu lanjutkan dengan jarak lebih panjang. Lagipula, jalan kaki atau naik sepeda justru menyehatkan tubuh.
Jika pun harus berkendara, pastikan memeriksa tekanan angin. Ban kempes membuat konsumsi bahan bakar meningkat karena kendaraan jadi lebih berat. Tekanan angin yang pas mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 3%.
Saat bepergian, pilih jalur yang sekiranya bebas macet. Selain waktu habis di jalan, macet membuat konsumsi bahan bakar meningkat dan menambah emisi karbon yang tak diperlukan.
Sebenarnya tak harus pohon, sayur atau tanaman kecil juga bisa. Tumbuhan, apapun jenisnya, berperan sebagai pendingin alami, memecah angin kencang, dan penetral karbon.
Tumbuhan berguna untuk menyerap karbon dari atmosfer dan menyediakan oksigen baru, selain juga menyehatkan lingkungan, setidaknya untuk lingkungan lokal.
Semua proses untuk membawa air ke dalam rumah memerlukan energi dalam jumlah banyak yang berimbas pada terciptanya gas rumah kaca. Singkatnya, semakin banyak air yang dipakai, semakin tinggi jejak karbon yang dihasilkan.
Cara paling mudah mengontrol pemakaian air yaitu dengan menutup keran bocor atau matikan air saat gosok gigi. Ini termasuk langkah sepele, tapi hasilnya sangat positif untuk lingkungan (termasuk tagihan).
Produk yang sedang tren akan cepat usang dan berakhir di tempat sampah yang dapat memicu metana. Tiap tahun individu setidaknya menghasilkan 36 kg barang tren yang berakhir menjadi sampah. Solusinya, beli produk berkualitas karena menawarkan daya tahan lebih lama.
Apapun jenis produknya, cari cara terbaik untuk memanfaatkan kembali. Selain menggunakan kembali sesuai fungsi aslinya, coba berikan modifikasi untuk menambah manfaatnya. Memakai kembali kardus bekas bisa mengurangi jejak karbon lokal, sesederhana itu!
Semisal tak diperlukan lagi, lepas semua sambungan kabel. Khususnya charger ponsel, jumlah energi yang dikonsumsi sebenarnya sama saat sedang digunakan untuk mengisi baterai.
Begitu juga benda elektronik lain di rumah yang sebenarnya masih mengkonsumsi listrik meski dalam jumlah kecil.
Sebisa mungkin gunakan air dingin saat mandi, begitu juga saat mencuci barang lain yang tidak diharuskan dicuci dengan air panas. Memanaskan air memicu produksi karbon dalam jumlah banyak.
Ada banyak energi yang terbuang saat memanaskan air dan berkontribusi pada meningkatnya jejak karbon. Memakai air dingin memberi efek yang sama bersihnya, dan tak meninggalkan jejak karbon.
Komputer mengkonsumsi 80% energi lebih banyak dibanding laptop tapi menawarkan fungsi yang sama persis. Kecuali memang butuh prosesor super cepat, akan lebih bijak jika memilih laptop alih-alih komputer. Keunggulan lain, laptop lebih fleksibel untuk dibawa.
Menggunakan kembali baterai memberi keuntungan bagi lingkungan karena komposisi baterai sangat berbahaya dan komponennya tak bisa diurai secara alami.
Baterai isi ulang kini lebih terjangkau dan bisa didapat dari mana saja, jadi tak ada alasan lagi untuk tidak menggunakannya.