.

Newsroom

7 Cara Mengurangi Efek Rumah Kaca Dari Rumah

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.08.15
7 Cara Mengurangi Efek Rumah Kaca Dari Rumah

Diperlukan usaha keras agar lingkungan masa depan menjadi lebih baik, salah satunya yaitu dengan meminimalkan efek rumah kaca. Tapi, bagaimana cara mengurangi efek rumah kaca?

Perubahan iklim dipicu oleh gas rumah kaca seperti karbon dioksida, dan ini yang harus menjadi fokus jika ingin membuat lingkungan lebih baik. Dimulai saat revolusi industri, emisi gas yang terakumulasi sudah menyebar di atmosfer hingga tahap yang mengkhawatirkan.

Mitigasi iklim harus dilakukan dengan berhenti menambahkan emisi gas dan meningkatkan kemampuan bumi menyerap karbon. Singkatnya, perlu lebih dari satu solusi agar bumi tak semakin menghangat.

Cara Mengurangi Efek Rumah Kaca

Mengkonsumsi energi lebih sedikit, naik sepeda alih-alih berkendara, dan beralih ke energi terbarukan termasuk contoh aktivitas yang mampu mengurangi produksi jejak karbon. Berikut sejumlah cara mengurangi efek rumah kaca yang bisa dicoba.

1. Kurangi Pemakaian Listrik

Dengan mengurangi konsumsi listrik, khususnya yang diproduksi dari batubara dan minyak bumi, munculnya emisi gas yang memicu efek rumah kaca dapat ditekan secara signifikan.

Jika dihitung secara global, pemakaian listrik berkontribusi pada ¼ emisi karbon yang beredar di bumi. Termasuk langkah mudah mengurangi pemakaian listrik yaitu mengganti lampu konvensional dengan lampu LED.

Ada juga trik yang membantu menjaga bangunan agar lebih efisien, misalnya menggunakan kaca untuk memantulkan panas atau pendingin ruangan yang tidak menghasilkan panas.

Pada lingkungan kota dan daerah pinggiran, atap hijau bisa mengurangi panas yang masuk ke gedung saat hari sedang terik dan mengurangi efek panas.

2. Kurangi Sisa Makanan

Saat ini, 5 dari karbon emisi datang dari peternakan yang difungsikan untuk menyuplai kebutuhan daging. Saat ternak seperti sapi mencerna makanan lalu bersendawa, metana dirilis. Begitu juga dengan pupuk yang merilis karbon dioksida dan nitrogen dioksida.

Baik metana, karbon dan nitrogen termasuk gas pemicu efek rumah kaca paling berbahaya. Yang juga menjadi persoalan, hutan yang menyerap karbon makin hilang karena banyak ditebang.

Singkatnya, mengkonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan mampu menurunkan emisi. Sayuran, buah, beras, dan gandum termasuk contoh bahan makanan yang dianjurkan.

Semisal setengah populasi dunia mengkonsumsi makanan dari alam, 90 gigaton karbon dioksida dapat dicegah kemunculannya hingga 30 tahun ke depan.

3. Bepergian Tanpa Emisi

Mayoritas cara kita bepergian saat ini masih mengandalkan minyak bumi, bensin untuk kendaraan dan bensol untuk pesawat. Padahal pembakaran bahan bakar minyak menyumbang 14% emisi gas global.

Demi mengurangi emisi, beralih ke teknologi alternatif yang tak memicu emisi gas sangat disarankan. Contoh terbaik yaitu beralih ke mobil listrik semisal ingin bepergian jauh atau memakai sepeda jika bepergian jarak pendek.

Memakai transportasi publik, bersepeda, atau jalan kaki mampu menurunkan jumlah kendaraan di jalan dan mengurangi efek rumah kaca di atmosfer. Tiap kota bisa mempermudah penduduknya mengurangi jejak karbon dengan menambah rute bus, jalur sepeda, atau trotoar.

4. Produksi Tanpa Emisi

Industri besar dan pabrik termasuk pengguna energi terbesar yang diambil dari alam. Tak hanya menguras cadangan energi, tapi juga sekaligus memicu gas rumah kaca besar-besaran.

Mayoritas produk yang kita beli diproduksi oleh pabrik yang saat ini menyumbang 20% emisi rumah kaca untuk skala global.

Sebenarnya ada trik mengurangi efek rumah kaca yang dihasilkan industri besar. Memakai material yang tidak diambil dari fosil merupakan langkah awal. Satu contoh, semen sebenarnya merilis karbon dioksida saat mengeras, tapi saat ini sudah ada produk pengganti yang memberi fungsi serupa.

Contoh yang sama, bioplastik yang diproduksi dari tumbuhan bisa menjadi alternatif plastik yang dibuat dari material fosil.

Untuk industri skala besar, perusahaan harus menggunakan sumber energi terbarukan untuk menggerakkan pabrik lalu memindahkan produknya dengan kargo yang efisien bahan bakar.

5. Tanam Pohon

Selain mengurangi karbon dioksida di udara, kita harus mencegah peredaran karbon di udara. Alat yang diperlukan untuk mencegah karbon sebenarnya sudah disediakan alam, yaitu pohon.

Jadi, menanam pohon, tanaman, atau tumbuhan akan meningkatkan proses penyerapan karbon.

Logikanya, semakin banyak pohon yang ditanam, semakin banyak karbon yang diserap sehingga efek rumah kaca dapat dikurangi. Pohon berguna menyerap karbon dan sebagai gantinya menghasilkan oksigen murni yang diperlukan manusia.

Saat ini teknologi penyerap karbon dioksida masih dikembangkan yang nantinya mampu menurunkan efek rumah kaca dalam jumlah besar yang beredar di atmosfer.

6. Beralih Ke Energi Terbarukan

Listrik termasuk salah satu jenis energi yang paling diperlukan dalam rumah. Yang jadi persoalan, mayoritas produksi listrik saat ini masih memakai bahan bakar yang diambil dari fosil.

Guna mengurangi efek rumah kaca, gunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Karena tidak memakai bahan bakar fosil, energi terbarukan ini tak menghasilkan efek rumah kaca yang dirilis ke atmosfer hanya untuk memproduksi listrik.

Energi nuklir juga tak memicu efek rumah kaca, hanya saja limbah radioaktif yang dihasilkan justru berbahaya. Energi panas bumi, energi air, turbin angin, dan biomassa merupakan contoh energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan.

7. Hindari Beli Produk Baru

Barang baru berarti sampah baru. Jika pun harus membeli, pilih produk yang tidak dibungkus dengan kemasan berlebih karena sudah pasti berakhir menjadi sampah.

Satu contoh, fast fashion umumnya berharga murah tapi seringnya berakhir jadi sampah karena kualitas produknya jelek dan tren cepat berganti. Sebaiknya, beli produk berkualitas karena lebih tahan lama.

Semisal ingin membeli produk elektronik, pilih laptop alih-alih komputer. Sebabnya, laptop memakai energi lebih sedikit dibanding komputer tapi mampu menawarkan fungsi yang sama.


TOP