Hyundai Motorstudio Senayan Park
Walau beberapa aturan sudah dibuat, tapi dampak buruk emisi karbon tetap akan berlangsung jika akar masalahnya tak segera ditangani. Tapi, mengapa kita harus mengurangi emisi karbon?
Jawaban singkatnya, untuk menjaga eksistensi alam beserta manusia. Bukan tugas yang mudah memang, terlebih emisi karbon adalah masalah semua bangsa.
Harus ada kerja sama yang melibatkan negara, pemerintah, dan korporasi, untuk secara aktif mengurangi emisi. Tapi individu, sebagai bagian dari ekosistem, sebenarnya punya tanggung jawab lebih besar karena emisi pada dasarnya dihasilkan aktivitas manusia.
Ada puluhan bahkan ratusan alasan kenapa emisi karbon harus dikurangi. Mengurangi emisi karbon sama saja dengan melestarikan alam beserta penghuninya, yaitu manusia.
Dampak buruk emisi karbon tak hanya mematikan ekosistem, tapi juga mematikan manusia. Inilah alasan utama kenapa produksi karbon harus ditekan hingga seminimal mungkin.
Merupakan tantangan besar yang dihadapi tiap negara, pemanasan global punya imbas buruk pada semua lini kehidupan. Meningkatnya suhu, naiknya permukaan air laut, cuaca ekstrim, dan fenomena alam lain merupakan beberapa dampak buruk dari pemanasan global oleh emisi karbon.
Emisi karbon mempengaruhi siklus cuaca. Jadi jangan heran jika masih sering menemui hujan pada musim kemarau. Angin kencang juga lebih sering muncul, dan fenomena ini disebabkan emisi karbon.
Tingkat keasaman air laut meningkat karena menyerap 30% karbon di atmosfer. Dalam 200 tahun terakhir, tingkat keasaman air laut naik 30% yang membuat penurunan drastis habitat air laut.
Mengurangi jejak karbon berimbas positif untuk kelangsungan ekosistem air yang tak mampu cepat beradaptasi dengan perubahan konsentrasi air laut. Dengan begitu, keragaman hewani dan hayati dapat terjaga karena pH air mampu mendukung kehidupan.
Pemanasan global merupakan masalah yang mengharuskan manusia untuk mengubah cara hidup, berpikir, bekerja, bahkan bergerak. Singkatnya, merubah gaya hidup.
Terlebih dengan pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini, sangat mungkin manusia untuk hidup tanpa harus menghasilkan emisi karbon.
Mengurangi emisi karbon bisa mencegah 3 juta kematian dini per tahun menurut riset terbaru.
Pemanasan global terjadi karena karbon menahan panas lebih lama daripada yang seharusnya. Bermula sejak revolusi industri, jejak karbon juga menahan berbagai polutan yang membahayakan manusia.
Riset juga menjelaskan bahwa mengurangi emisi karbon secara masif mampu mencegah kematian dini tahunan di berbagai belahan dunia. Langkah tersebut mampu membersihkan kadar udara yang dibutuhkan sistem respirasi semua makhluk hidup.
Emisi karbon pada dasarnya merupakan masalah serius, dan mengurangi produksi karbon hanya merupakan langkah kecil untuk menormalkan kembali suhu bumi.
Dampak negatif emisi karbon saat ini bukan lagi merusak lingkungan, tapi juga merusak kesehatan. Dengan meningkatnya level karbon dioksida, metana, dan polutan lain di atmosfer, emisi karbon akan mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup dan air yang kita minum.
Sistem respirasi mungkin paling terdampak langsung, tapi juga ada dampak lain. Alergi, kanker, stroke, stress, gangguan mental, merupakan sejumlah kondisi yang bisa muncul akibat emisi karbon.
Kabar baiknya, mengubah perilaku dapat memberi kontribusi nyata yang bersifat positif. Menghemat bahan bakar, atau tidak berkendara jika memungkinkan, termasuk langkah nyata untuk mengurangi produksi emisi.
Ini sudah terbukti saat pandemi melanda, yang membuat langit terlihat cerah dan udara bersih karena tak banyak emisi yang muncul karena kendaraan dan aktivitas industri.
Jika ingin berkontribusi mengurangi emisi, kurangi frekuensi berkendara atau berpindah ke mobil listrik yang memakai energi terbarukan.
Emisi karbon memang merusak lingkungan, tapi sebagai bagian ekosistem, manusia juga terdampak. Dengan meningkatnya gelombang panas, kebakaran, badai, ditambah naiknya populasi nyamuk, ada dampak finansial yang harus dihadapi tiap individu.
Biaya kesehatan meningkat, begitu juga biaya perbaikan rumah tinggal dan pembelian alat pendingin beserta tagihannya. Itulah mengapa kita harus mengurangi emisi karbon sedini mungkin.
Dalam skala global, emisi karbon dioksida memicu pemborosan 10 juta dolar di seluruh dunia. Dengan menurunkan jejak karbon secara individu dan memakai energi terbarukan, kita sebenarnya melakukan investasi finansial dalam jangka panjang.
Sebagai gambaran, 1 ton karbon dapat mengurangi pendapatan negara hingga setengah persen. Jika disatukan, total kerugian semua negara mencapai 240-420 miliar dolar per tahun.
Dengan turunnya harga energi terbarukan, saat ini lebih murah dibanding energi fosil di banyak negara, adopsinya bisa digunakan secara luas untuk hunian, bisnis, bahkan industri besar.
Ide dasarnya yaitu agar tidak memproduksi karbon di semua aktivitas karena dapat merusak lingkungan, sekaligus membuat biaya hidup menjadi lebih boros.
Aksi nyata untuk menyelamatkan lingkungan tak hanya bermanfaat bagi manusia semata, tapi juga ekosistem keseluruhan. Yang terjadi saat ini, hewan dan tumbuhan sudah merasakan dampak negatif dari emisi karbon lebih dari apa yang bisa kita pahami.
Emisi karbon akan selalu menjadi ancaman jangka panjang untuk semua habitat makhluk hidup. Naiknya suhu dan cuaca ekstrim, membuat hewan dan tumbuhan terancam punah karena tak mampu adaptasi.
Keragaman hayati akan berkurang drastis, bahkan punah hanya dalam beberapa tahun ke depan. Hasilnya, keseimbangan ekologi jadi rusak sehingga ada ketimpangan proporsi hewan dan tumbuhan.
Mengingat sistem kesehatan makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan, aksi bersifat positif akan meningkatkan semua lini kehidupan di bumi.
Dengan lebih cermat dalam memanfaatkan sumber daya alam, kita dapat menjaga keberlangsungan hidup binatang, tumbuhan, dan berbagai ekosistem yang ada di bumi.