.
Hyundai Motorstudio Senayan Park
Di tengah isu perubahan iklim dan polusi udara, teknologi fuel cell hadir sebagai salah satu solusi mobilitas ramah lingkungan yang menjanjikan. Berbeda dengan kendaraan bermesin pembakaran internal yang menggunakan bahan bakar fosil, fuel cell menggunakan reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik yang menggerakkan mesin. Bagaimana sih cara kerja fuel cell? Apa saja jenis-jenisnya? Yuk kita bahas!
Prinsip Kerja Fuel Cell
Fuel cell bekerja dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik melalui proses elektrokimia. Bayangkan fuel cell sebagai baterai yang tidak pernah habis. Alih-alih menyimpan energi seperti baterai, fuel cell menghasilkan listrik secara langsung dari bahan bakarnya, yaitu hidrogen dan oksigen.
Dalam prosesnya, hidrogen dialirkan ke anoda dan oksigen dialirkan ke katoda. Di dalam sel, kedua gas ini bereaksi dengan bantuan katalis, menghasilkan energi listrik yang dialirkan ke motor listrik untuk menggerakkan kendaraan dan menyisakan air sebagai emisinya.
Jenis-jenis Fuel Cell dan Aplikasinya
Berdasarkan temperaturnya saat beroperasi, fuel cell dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Selain kendaraan, fuel cell juga memiliki berbagai aplikasi di sektor lain, seperti:
Baca juga: Tanaman Penyerap Polusi Udara di Rumah
Energi Bersih dan Masa Depan Transportasi
Dibandingkan dengan mesin pembakaran internal yang mendominasi transportasi saat ini, fuel cell menawarkan beberapa keunggulan utama:
Baca juga: Kendaraan Listrik dan Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan
Keunggulan-keunggulan ini menjadikan fuel cell sebagai teknologi yang menjanjikan untuk masa depan transportasi. Hyundai, sebagai pemimpin global dalam teknologi otomotif, terus berinovasi dalam pengembangan sel bahan bakar untuk menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Hyundai punya beberapa model mobil hidrogen yang menggunakan fuel cell, seperti Hyundai ix35 Fuel Cell dan Hyundai Nexo. Hyundai juga mengembangkan sistem fuel cell generasi ketiga yang lebih efisien dan kompak dibandingkan generasi sebelumnya, memungkinkan jangkauan yang lebih jauh dan konsumsi hidrogen yang lebih hemat. Pengembangan fuel cell diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, serta mendorong transisi menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan.