Newsroom

Mau Hemat Bahan Bakar? Coba Trik ‘Hypermiling’ Ini!

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.06.20
Mau Hemat Bahan Bakar? Coba Trik ‘Hypermiling’ Ini!

Mayoritas mobil yang beredar saat ini ditenagai oleh bahan bakar yang memakai tipe mesin kombusi, yang dilihat dari aspek manapun, tak seirit dan seramah mobil tenaga listrik.

Terlebih jika dikaitkan dengan isu lingkungan, hemat bahan bakar termasuk salah satu langkah proaktif mengurangi emisi gas akibat polusi kendaraan. Praktiknya beragam, tapi metode paling populer yaitu hypermiling.

Dengan metode ini, konsumsi bahan bakar dapat ditekan sehingga biaya operasional bisa dikurangi. Manfaat bagi lingkungan, polusi dapat dibatasi kemunculannya.

Apa Itu Hypermiling?

Istilah hypermiling sebenarnya merupakan sebuah strategi yang ditujukan untuk menghemat bahan bakar. Hemat bahan bakar berarti hemat anggaran, yang berarti juga membantu menjaga lingkungan.

Tujuan hypermiling yaitu memaksimalkan efisiensi bahan bakar dengan mengemudi secara efisien. Metode ini bisa diterapkan ke semua jenis mobil, terlepas dari jenis bahan bakar yang digunakan.

Karena merupakan teknik mengemudi, hypermiling berfokus menjaga momentum saat akselerasi dan mengerem di berbagai medan. Lebih-lebih untuk jenis mobil yang boros bahan bakar, hypermiling sangat membantu menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar selama mobil dijalankan.

Hypermiling bisa dicapai dengan menerapkan beberapa teknik mengemudi untuk mencapai jarak sejauh mungkin dengan konsumsi bahan bakar sesedikit mungkin.

Tapi yang harus diingat, aturan utama hypermiling sebenarnya justru jangan mengendarai mobil jika bisa, alih-alih jalan atau naik sepeda.

Trik Hypermiling Sederhana

Ide dasar hypermiling yaitu menghemat konsumsi bahan bakar mobil, dan metode ini bisa diterapkan langsung tanpa harus mengubah komponen atau struktur mobil. Berikut pilihan strateginya.

1. Servis Berkala

Hypermiling hanya efektif diaplikasikan pada mobil dengan mesin yang sehat atau normal. Akan menjadi percuma jika mobil memang pada dasarnya sudah punya masalah pada mesinnya.

Meski servis rutin tampak mahal, tapi ini penting untuk menjaga mesin dan sasis agar tetap bekerja optimal. Tergantung kondisi mobil, servis paling tidak dibagi dalam beberapa kategori.

Servis ringan harus dilakukan tiap 6 bulan atau 1,000 km; servis penuh dilakukan tiap 12 bulan atau 2,000 km; dan servis menyeluruh tiap 24 bulan atau 4,000 km.

Saat servis, mekanik mungkin saja menemukan ada komponen yang berpotensi rusak sehingga bisa ditangani langsung sebelum benar-benar menjadi masalah. Khusus komponen pembakaran dalam blok mesin yang bertanggungjawab terhadap konsumsi bahan bakar, pengecekan berkala jelas diperlukan.

2. Optimalkan Pembelian Bahan Bakar

Termasuk poin yang sering diabaikan, tapi punya pengaruh besar untuk teknik hypermiling.

Seperti yang sama-sama diketahui, harga bensin dan solar sering berfluktuasi sehingga teknik hypermiling kurang efektif jika diterapkan tanpa memahami harga beli bahan bakar.

Meminjam istilah dunia trading, ‘beli rendah, jual tinggi’.

Jika tujuannya hypermiling, trik ini harus diterapkan saat membeli bahan bakar. Singkatnya, saat harga turun, sebisa mungkin cobalah penuhi tangki mobil. Saat harga naik, cobalah membeli seperlunya saja.

3. Teknik Coasting

Teknik coasting bisa dilakukan dengan cara menaikkan kecepatan secara perlahan lalu menjaga jarak dengan mobil di depan dan belakang untuk memimalkan pemakaian rem.

Alasan utama di balik teknik coasting yaitu untuk menghindari pemakaian rem terlalu banyak saat ingin menurunkan kecepatan mobil, atau menekan gas terlalu banyak untuk mempercepat laju mobil.

Itu berarti, teknik coasting berpegang pada stabilitas kecepatan saat berkendara. Yang pasti, siapkan mental karena mungkin ada banyak mobil yang akan menyalip.

4. Perawatan Roda

Roda tak ubahnya seperti sepatu untuk mobil. Semisal sepatu yang dipakai sudah aus, jalan pun menjadi kurang nyaman. Belum lagi aspek keselamatan juga dipertaruhkan di sini.

Kontur atau pola pada ban sangat berpengaruh. Terlalu aus membuat konsumsi bahan bakar meningkat karena ban tidak mendapat cengkraman yang dibutuhkan untuk melaju.

Selain pola ban, tekanan udara juga punya pengaruh sama besarnya. Tekanan rendah mengharuskan ban berputar lebih banyak untuk menjangkau jarak yang sama. Itu berarti, konsumsi bahan bakar juga bertambah untuk mengakomodasi putaran roda.

5. Kurangi Beban

Semakin banyak beban yang diangkut, semakin boros bahan bakar. Mobil lebih mudah melaju jika hanya membawa beban ringan. Tapi beban yang dimaksud bisa berupa apa saja, misalnya debu, kotoran, atau bahkan beberapa komponen mobil yang tak terpakai.

Pada kasus hypermiling yang ekstrim, komponen mobil yang disingkirkan termasuk karpet, matras, dan beberapa fitur hiburan. Yang harus diingat, meski trik ini mampu memaksimalkan efisiensi bahan bakar, tapi membuat berkendara menjadi kurang nyaman.

6. Manajemen Perjalanan

Terutama saat berkendara jauh, pelajari dulu medan yang akan dilalui dan pilih rute terpendek. Tapi rute terpendek tak selalu yang terbaik karena biasanya lebih sulit dilalui untuk beberapa alasan.

Selain rute jalan, manajemen perjalanan mencakup rencana apa saja yang akan dilakukan selama ada di jalan. Satu contoh, saat ingin buang air, berhenti di stasiun pengisian bahan bakar untuk sekalian mengisi bahan bakar. Atau, berhenti di supermarket untuk sekalian membeli minum atau makanan.

Trik ini berguna untuk mengurangi frekuensi berhenti selama perjalanan, mengurangi aus, meningkatkan efisiensi, dan memperpanjang masa pakai mobil.

7. Kurangi Stop and Go

Satu hal yang membuat bahan bakar cepat habis yaitu stop and go, terlebih saat kondisi macet.

Saat akselerasi, mesin membutuhkan bahan bakar dalam jumlah tinggi untuk menggerakkan semua komponen mobil. Saat berhenti, mobil sebenarnya masih mempunyai sisa energi untuk melaju.

Menstabilkan kecepatan kendaraan dan mengurangi stop and go bisa memberi pengaruh besar pada konsumsi bahan bakar. Dan metode hypermiling ini erat kaitannya dengan teknik mengemudi.


TOP