Newsroom

9 Jenis Oli Mobil Serta Fungsi dan Perawatannya

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.06.22
9 Jenis Oli Mobil Serta Fungsi dan Perawatannya

Mengganti oli termasuk jenis perawatan dasar yang wajib dilakukan untuk menjaga komponen mesin. Tapi dengan banyaknya opsi saat ini, memilih jenis oli mobil yang cocok jelas tidak mudah.

Oli merupakan pelumas yang punya peran penting dalam siklus pembakaran, yaitu menjaga mesin tetap dingin sambil memastikan semua komponen dapat bergerak. Mengganti oli secara reguler tak hanya membuat mesin dalam kondisi top, tapi juga membantu menghemat uang untuk servis mesin.

Memilih oli yang tidak tepat dapat memicu kerusakan mesin karena tiap oli pada dasarnya dibuat untuk tugas berbeda. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui jenis oli mobil agar tak sampai salah pilih.

Jenis Oli Mobil

Tak semua oli dibuat sama. Bergantung pada penggunaannya, karakteristik dan tingkat kekentalan tiap oli sangat berbeda. Perbedaan ini biasanya tertulis jelas dalam kemasan, jadi pastikan untuk membaca detail yang ada pada label kemasan.

1. Oli Mesin

Dalam satu blok mesin terdapat beberapa bagian dengan fungsi spesifik, salah satunya komponen penggerak yang terdiri dari crankshaft, piston, silinder, dan lainnya. Komponen penggerak ini memerlukan pelumas agar mampu bergerak.

Saat mobil dinyalakan, oli akan bergerak melapisi tiap komponen untuk mencegah gesekan sekaligus menjadi agen pelumas. Karena fungsinya yang teramat penting, beberapa mobil memberi indikator khusus untuk tekanan oli di bagian speedometer.

Kekurangan oli membuat mesin ngejim atau ‘gancet’ karena antar komponen saling bergesek, dan solusinya harus turun mesin dengan biaya tidak murah.

Sebagai acuan, oli mesin harus diganti tiap enam bulan sekali atau setiap 5,000-10,000 km agar mesin tetap selalu dalam performa optimal.

Baca Juga: 9 Manfaat Oli Bekas yang Ternyata Menguntungkan

2. Oli Transmisi

Selain sistem penggerak, mobil juga dilengkapi sistem transmisi. Untuk bekerja optimal, sistem transmisi juga memerlukan oli khusus untuk transmisi.

Oli transmisi akan memastikan perpindahan gigi terjadi secara halus, tapi jenisnya akan berbeda antar mobil dengan sistem transmisi manual dan otomatis.

Karakteristik oli untuk mobil transmisi manual cenderung lebih kental, dan hanya melumaskan komponen gear dan bearing. Agar sistem transmisi tetap optimal, oli baiknya diganti tiap 10,000 km.

Sementara mobil dengan transmisi otomatis, oli melumaskan komponen clutch serta torque, dan oli sebaiknya diganti tiap 20,000 km.

3. Oli Gardan

Oli gardan diperlukan untuk melumaskan gigi gardan dan berfungsi mencegah kontak langsung antara gigi gardan. Fungsi lain yaitu mencegah kontak antara komponen bearing dan pinion gear.

Agar komponen gardan tetap berfungsi optimal, oli gardan sebaiknya diganti tiap 10,000 km, atau maksimal 20,000 km. Secara umum, oli gardan seringnya diganti berbarengan dengan oli transmisi.

4. Oli Power Steering

Sistem kemudi yang ringan akan memudahkan mobil melakukan manuver ke kanan atau kiri, dan ini hanya bisa dilakukan dengan adanya oli power steering.

Sistem power steering saat ini lebih kompleks dibanding generasi dulu karena melibatkan banyak komponen berbeda. Oli power steering berperan melumaskan tiap komponen sehingga kemudi mobil lebih ringan saat diputar.

Untuk menambah kenyamanan saat mengemudi, oli power steering idealnya harus diperbarui tiap 40,000 km.

5. Oli Transfer

Tak semua jenis mobil memerlukan oli transfer, dan hanya mobil berbasis All-Wheel Drive (AWD) dan Four-Wheel Drive (4WD) yang menggunakannya. Fungsinya yaitu untuk melumaskan komponen bearing dan chain.

Oli transfer mampu memudahkan perputaran gigi sehingga mobil terasa ringan saat dijalankan. Agar kondisi tetap ideal, oli transfer idealnya diganti tiap 40,000 km.

6. Oli Rem

Sistem pengereman punya fungsi penting untuk mengurangi dan menghentikan laju kendaraan. Kehilangan fungsi ini berarti fatal untuk mobil.

Sering disebut juga minyak rem, oli rem berguna melancarkan sistem pengereman, khususnya untuk sistem hidrolik. Karena fungsinya yang sangat penting, oli rem sebaiknya diganti secara rutin.

Idealnya, oli rem harus diperbarui tiap 30,000 km, atau jauh baik lagi kalau diganti saat mulai berubah warna, tingkat kekentalannya, atau jika terlihat keruh.

7. Oli Sintetis

Oli sintetis bisa dianggap sebagai jenis oli terbaik karena melalui beberapa proses pemurnian hingga tahap molekuler. Itu sebabnya, oli sintetis mempunyai kisaran harga lebih mahal tapi menawarkan performa lebih baik untuk mesin.

Dibanding jenis lain, oli sintetis mampu bertahan lebih lama dan menawarkan jarak tempuh lebih jauh lagi sebelum harus diganti.

Oli sintetis didesain dengan formula berbeda dibanding oli tradisional sehingga mampu menawarkan proteksi dan performa yang lebih baik, membuat mesin lebih bersih, bekerja lebih baik dalam suhu rendah, dan lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar.

8. Oli Semi Sintetis

Ini merupakan jenis hibrid karena diproduksi dari perpaduan oli sintetis dan oli mineral. Oli semi sintetis menawarkan keunggulan dari dua jenis oli tersebut dengan menghilangkan kelemahannya.

Hasilnya, oli semi sintetis menawarkan performa lebih baik dan durasi pakai lebih lama dari oli konvensional tapi dengan harga lebih terjangkau dibanding oli sintetis.

Secara umum, oli semi sintetis cocok untuk mereka yang ingin menghemat biaya pergantian oli sambil tetap memberi perlindungan ideal untuk mesin.

Baca Juga: 8 Akibat Jika Telat Ganti Oli Mobil dan Solusinya!

9. Oli Konvensional

Sering disebut oli mineral, oli konvensional diproduksi dari minyak mentah bumi yang diproses secara sederhana untuk meningkatkan kekentalan lalu dikemas untuk tujuan komersil.

Di antara kelebihan oli konvensional yaitu harganya lebih terjangkau dan cocok untuk menghemat uang sembari melindungi mesin. Oli konvensional juga cukup bagus karena pada dasarnya tak ada oli jelek yang beredar di pasaran.

Barangkali yang menjadi kekurangan oli konvensional yaitu kualitas pemurniannya yang rendah sehingga proteksi yang diberikan tak sebaik oli sintetis.


TOP