Hyundai Motorstudio Senayan Park
Di Indonesia masih banyak toko atau bisnis yang menawarkan kantong plastik sebagai kemasan atau kantong belanja. Kamu bisa memilih dua jenis kantong plastik, yaitu kantong plastik konvensional dan bioplastik yang mudah terurai.
Mungkin kalian bertanya-tanya, apa perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional? Benarkah bioplastik itu ramah lingkungan? Kemudian, bagaimana kita dapat melihat perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional? Langsung simak pembahasan di bawah ini!
Jika melihat dari sisi teknologi, terdapat plastik konvensional yang ramah lingkungan dan bisa terurai lebih cepat dibandingkan plastik konvensional.
Walaupun terdapat plastik biasa yang biodegradable, namun mekanisme penguraian di alam antara bioplastik dan plastik konvensional berbeda. Untuk melihat perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional tidaklah sulit. Salah satu caranya dengan tes bakar.
Kamu tidak membutuhkan peralatan yang rumit, cukup dengan alat sederhana, yakni nyala api dari lilin atau korek api. Kemudian, untuk membuktikannya, nyalakan api lilin, lalu bakar bagian kecil plastik untuk mengetahui perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional.
Kalau plastik terbakar secara terus menerus dengan api yang terus menyala, berarti menandakan lebih sulit terurai di alam. Sedangkan, jika api mudah padam, maka lebih mudah terurai. Umumnya, plastik konvensional berbahan kimia akan terbakar dan apinya akan terus menyala. Sementara, bioplastik yang terbuat dari tanaman, seperti singkong atau jagung, apinya akan cepat padam.
Dari hasil pembakaran tersebut, orang awam dapat membedakan antara plastik konvensional dan bioplastik. Warna hasil pembakaran sama-sama berubah menjadi gelap atau hitam.
Ditambah lagi, perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional dapat dilihat dari hasil pembakarannya. Plastik biasa akan meleleh dan teksturnya liat, tidak mudah hancur saat ditekan atau dipukul sekalipun. Sementara, bioplastik yang mudah terurai hasil pembakarannya akan rapuh dan mudah hancur ketika ditekan.
Mudah sekali kan, untuk melihat perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional tersebut! Metode ini dapat memudahkan orang awam menentukan secara cepat bagaimana membedakan antara bioplastik dengan plastik konvensional.
Perbedaan Antara Bioplastik Dengan Plastik Konvensional
Setelah memahami bagaimana membedakan antara bioplastik dengan plastik konvensional dengan tes bakar. Sekarang, mari kita pelajari apa perbedaan signifikan dari bioplastik dengan plastik konvensional berikut:
Bioplastik terbuat dari bahan yang bisa diperbaharui, yakni dari senyawa-senyawa yang ada dalam tanaman seperti kolagen, selulosa, kasein, lipid atau protein.
Lalu, apakah kelebihan dari bioplastik ini dibanding dengan plastik konvensional, berikut di antaranya:
Memang masalah sampah kian rumit dengan sulitnya sampah plastik untuk terurai dalam waktu yang singkat. Sehingga, menyebabkan sampah yang menumpuk.
Dengan munculnya bioplastik yang mudah terurai dalam waktu singkat dibandingkan dengan plastik pada umumnya. Hal ini tentunya membantu kita mengatasi permasalahan sampah yang ada di lingkungan.
Umumnya plastik konvensional terbuat dari pengolahan bahan bakar fosil yang di dalamnya terkandung berbagai zat berbahaya pencemar lingkungan. Dengan semakin banyaknya masalah yang disebabkan oleh sampah plastik, di sinilah peran bioplastik yang terbuat dari bahan organik.
Bahan organik di dalam bioplastik tidak mengandung zat pencemar lingkungan, seperti Bisphenol A dan Styrene Treme, serta bahan turunan dari Polystyrene yang umumnya ada di plastik konvensional.
Plastik yang umumnya kita gunakan sehari-hari diolah dari hasil pengolahan bahan bakar fosil. Dalam prosesnya tentunya membutuhkan bahan bakar fosil. Dapat disimpulkan bahwa plastik konvensional menggunakan bahan bakar fosil, dimulai dari bahan baku hingga proses pembuatannya.
Kalian bisa bayangkan seberapa banyak bahan bakar fosil yang digunakan untuk pengolahan plastik konvensional. Lain dengan bioplastik yang bahan dasarnya dari bahan organik, dari tumbuhan atau hewan. Tentunya, bahan organik tersebut dapat diperbaharui, alam dapat menguraikannya, dan lebih ramah lingkungan.
Saat ini plastik konvensional sudah menjadi bagian hidup masyarakat di seluruh dunia. Akan tetapi, sampah plastik juga menjadi masalah serius karena butuh waktu terurai secara hayati. Akibatnya, volume sampah plastik semakin besar dan menggunung.
Dengan bioplastik yang dapat terurai dalam waktu singkat dibanding plastik konvensional, hal ini dapat menjadi solusi mengurangi sampah plastik di perkotaan.
Sayangnya, bioplastik yang ramah lingkungan ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
Dikutip dari McGlade, kepala ilmuan di Program Lingkungan PBB, banyak plastik biodegradable seperti bioplastik dalam bentuk tas belanja, hanya akan terurai pada suhu 122⁰F dan bukan suhu lautan.
Bioplastik tidak terapung, namun akan tenggelam ke dasar laut. Jika bioplastik tidak terkena sinar UV matahari, maka sulit terurai.
Proses penguraian bioplastik membutuhkan perlakuan khusus. Misalnya, diolah di fasilitas khusus atau dikubur di dalam tanah. Tetapi, jika bioplastik hanya dibuang sembarangan, maka akan muncul masalah baru.
Karena dalam proses penguraiannya, bioplastik masih membutuhkan perlakuan khusus dengan cara menguburkan dalam tanah supaya mikroorganisme yang ada di tanah dapat menguraikannya.
Itulah beberapa informasi mengenai perbedaan antara bioplastik dengan plastik konvensional dilihat dari kelebihan dan kelemahannya. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan kalian agar mulai beralih ke bioplastik dan mengurangi pemakaian plastik biasa.
Tindakan kecil ini tentunya berdampak pada lingkungan sekitar dan jangan lupa untuk mengubur sampah bioplastik.