Newsroom

Memahami Efisiensi Energi dan Cara Penerapannya

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.05.26
Memahami Efisiensi Energi dan Cara Penerapannya

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan energi. Mulai dari air, bensin, sampai energi panas. Dalam pemakaian ini, kita seringkali menggunakan lebih banyak energi daripada yang sebenarnya dibutuhkan, sehingga akhirnya membuang-buang energi.

Perbedaan Efisiensi Energi dan Hemat Energi


Efisiensi energi merupakan segala usaha menggunakan sesedikit mungkin energi untuk melakukan pekerjaan yang sama. Dalam penerapannya, efisiensi energi pada akhirnya menghemat energi, tetapi efisiensi energi berfokus pada menggunakan lebih sedikit energi tanpa mengurangi output.


Contoh hemat energi adalah mengurangi penggunaan lampu dari 8 jam menjadi 6 jam. Sementara itu, contoh efisiensi energi adalah tetap menggunakan lampu selama 8 jam, tetapi mengganti lampu pijar menjadi lampu LED untuk meminimalisir energi yang terbuang.


Ini bukan berarti kita bisa menerapkan efisiensi energi lalu memboroskan energi itu. Sebaliknya, efisiensi energi dilakukan untuk menghemat energi. Aktivitas hemat energi dan efisiensi energi adalah dua hal yang saling melengkapi dan sebaiknya sama-sama dilakukan untuk mencapai efisiensi energi setinggi mungkin.

Mengapa Perlu Efisiensi Energi?


Kebanyakan energi yang kita gunakan jumlahnya terbatas. Mulai dari minyak bumi yang terus digunakan untuk bahan bakar kendaraan, batu bara, bahkan air walaupun termasuk energi terbarukan juga jumlahnya terbatas.


Sejak ditemukannya mesin uap pada industrialisasi 1.0, manusia terus-menerus menggunakan energi (yang waktu itu masih banyak) tanpa mempedulikan bahwa jumlah energi itu terbatas. Akibatnya energi makin lama makin habis dan harganya makin naik seiring dengan meningkatnya permintaan karena populasi manusia juga makin banyak.


Di awal tahun 2022 pun Indonesia membuat geger beberapa negara asing karena sempat menutup ekspor batu bara. Alasannya adalah jumlah batubara menipis sehingga dikhawatirkan tidak cukup untuk pemakaian Indonesia sendiri.


Itulah mengapa kita harus menggunakan energi secara efisien dan tidak membuang-buangnya. Seperti yang disebutkan tadi, efisiensi energi membantu menghemat energi. Maka dari itu dengan menggunakan energi seefisien mungkin, kita bisa melestarikan energi.

Manfaat Efisiensi Energi


Walau begitu, efisiensi energi tidak hanya dilakukan untuk melestarikan energi, melainkan juga ada beberapa keuntungan lain. Berikut beberapa manfaat yang didapat dari efisiensi energi.

1. Mengurangi Polusi


Pemrosesan batu bara dan minyak bumi untuk membuat energi menghasilkan polusi. Ini dapat dilihat dari asap yang dihasilkan oleh pabrik. Penyumbang polusi udara terbesar di perkotaan adalah emisi polutan udara dari pembakaran bahan bakar fosil. Efisiensi energi menghemat penggunaan energi sehingga mengurangi polusi.

2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat


Tentunya lebih sedikit polusi berarti lebih sedikit penyakit. Polusi dari pemrosesan energi menyebabkan berbagai penyakit, terutama penyakit pernapasan seperti asma dan kanker paru-paru. Polusi udara juga disebutkan berkaitan dengan stroke karena polusi udara menghambat pasokan darah ke otak.

3. Mengurangi Laju Perubahan Iklim


Salah satu isu global yang paling sering dibahas saat ini adalah perubahan iklim. Produksi dan konsumsi energi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim karena pemrosesan energi menghasilkan gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.


Produksi energi listrik menghasilkan 25% dari gas rumah kaca (GRK) di bumi, dan itu baru berbicara tentang listrik, belum membahas energi lain. Transportasi menghasilkan 29% emisi GRK dan kebanyakan emisi itu dihasilkan saat membakar bahan bakar fosil untuk dijadikan bahan bakar kendaraan. Dengan menggunakan energi secara efisien, kita dapat mengurangi laju perubahan iklim secara signifikan.

4. Hemat Biaya


Penggunaan energi secara efisien mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan dalam berbagai cara. Pertama-tama efisiensi energi mengurangi penggunaan energi sehingga biaya operasional yang dibutuhkan juga lebih sedikit.

Baca juga: Energi Ramah Lingkungan yang Baru Dipamerkan Presidensi G20

Penerapan Efisiensi Energi


1. Dalam Rumah Tangga/individual


  • Menambahkan insulasi atap bangunan untuk meregulasi suhu ruangan supaya tidak terlalu panas saat musim panas dan tidak terlalu dingin saat musim dingin. Ini mengurangi penggunaan AC atau penghangat ruangan sehingga menyimpan energi.
  • Membersihkan bagian bawah kulkas supaya transfer termal bekerja lebih efisien.


2. Dalam Industri

  • Menyimpan dan menggunakan kembali panas yang terbuang dalam proses industri. Banyak teknologi yang bisa digunakan untuk ini, bahkan heat exchanger juga bisa melakukannya.
  • Menambahkan insulasi selubung bangunan dan saluran-saluran proses.
  • Merawat peralatan untuk memperpanjang masa hidup alat. Ini juga meningkatkan efisiensi energi.
  • Mengganti peralatan dan mesin yang ketinggalan jaman. Peralatan dengan teknologi baru bisa jadi sudah memiliki efisiensi energi yang jauh lebih baik.
  • Lakukan audit energi untuk mengetahui jumlah energi yang digunakan. Dengan begitu perusahaan bisa mengkalkulasikan besar energi yang sebaiknya dikurangi, dsb.


Produk Efisien Energi


Di era Industri 4.0 ini, efisiensi energi bukan hanya kegiatan yang dapat dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh manusia untuk menghemat energi. Saat ini efisiensi energi lebih dikaitkan dengan produk/teknologi yang secara khusus didesain untuk otomasi hemat energi. Penggunaan teknologi ini sangat efektif karena secara otomatis menggunakan energi dengan lebih efisien, tanpa perlu dikerjakan oleh manusia.


Banyak perusahaan yang menciptakan produk-produk efisien energi sebagai alternatif dari produk boros energi yang kita gunakan sehari-hari. Beberapa contoh produk efisien energi antara lain:


  • Lampu LED: Energi yang dibuang oleh LED dalam bentuk panas jauh lebih sedikit daripada yang dibuang lampu pijar, sehingga LED memiliki efisiensi energi enam kali lipat dari lampu pijar. Lampu LED juga dapat digunakan sekitar 25.000 jam, 25 kali lebih lama dibandingkan lampu pijar.
  • Panel surya: Panel surya menggunakan energi matahari yang terbarukan sehingga Anda hanya perlu menggunakan sedikit (atau tidak sama sekali) energi listrik dari batu bara.
  • Kompor induksi: Kompor induksi mentransfer 90% energi yang digunakan ke makanan yang dimasak, sementara kompor gas hanya mentransfer 40%. Ini berarti energi yang terbuang saat menggunakan kompor gas enam kali lipat dibandingkan kompor induksi.
  • Jendela efisiensi energi: Jendela ini dibuat dari material yang mengurangi pertukaran kalor kebocoran udara, sehingga mengurangi kebutuhan  pemanas atau pendingin ruangan.
  • Charger otomatis: Charger yang otomatis berhenti mengisi daya jika baterai handphone sudah penuh sehingga mengurangi penggunaan listrik yang tidak perlu.


Sayangnya, pembelian dan pemasangan teknologi efisien energi harganya relatif mahal. Produk-produk hemat energi biasanya mahal di awal, walaupun murah dalam penggunaan seterusnya. 


Contohnya pemasangan panel surya untuk sumber listrik harganya sangat mahal, disebutkan bisa lebih dari Rp30 juta. Tetapi biaya listrik per bulan menurun drastis dan Anda bisa menghemat tagihan listrik sekitar Rp4,47 juta per tahun, yang berarti Anda akan “balik modal” dalam 7 tahun. Ini bukan pilihan bagi masyarakat menengah ke bawah yang masih memikirkan biaya kehidupan sehari-hari.


Dalam skala negara pun sulit bagi negara dengan tingkat ekonomi rendah untuk menerapkan teknologi efisiensi energi. Pasalnya energi listrik dengan batu bara saja belum tersebar merata di Indonesia, jadi pemerintah belum bisa memikirkan penggunaan teknologi yang lebih efisien energi. Penggantian seperti itu membutuhkan biaya yang sangat tinggi yang hanya dimiliki oleh negara-negara maju.


Walau begitu, seiring naiknya permintaan akan panel surya dan teknologi efisiensi energi lainnya, harganya juga akan turun. Harapannya ke depannya teknologi efisiensi energi bisa diakses oleh semua kalangan.


TOP