.

Newsroom

Sampah Makanan Terproduksi Besar-besaran di Indonesia. Apa Dampaknya?

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.07.18
Sampah Makanan Terproduksi Besar-besaran di Indonesia. Apa Dampaknya?

Di Indonesia, sampah makanan bisa mencapai 23 sampai 48 juta metrik ton setiap tahun. Menurut data Bappenas, rata-rata orang Indonesia membuang limbah makanan sekitar 100-200 kilogram per tahun.

Limbah makanan ini dihasilkan ketika masih dalam tahap pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, hingga penjualan, khususnya pada biji-bijian seperti beras dan jagung. Selebihnya, sampah makanan dihasilkan dari sisa makanan yang dibuang dari meja makan.

Padahal, jika dimanfaatkan, berbagai nutrisi seperti vitamin, mineral, dan protein, serta karbohidrat dapat memenuhi hampir 100% kebutuhan masyarakat yang kekurangan gizi di Indonesia.

Sampah Makanan Tidak Terkelola Menimbulkan Gas Emisi Karbon

Selain kehilangan nutrisi, sampah makanan berdampak buruk pada berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor ekonomi. Studi memperkirakan Indonesia kehilangan sekitar 5% PDB atau Produk Domestik Bruto setara dengan Rp 213-551 triliun ($ 15-39 miliar) per tahun akibat pemborosan makanan

Selain itu, limbah makanan sering berakhir di tempat pembuangan sampah. Menciptakan gas metana yang berdampak pada perubahan iklim dan pemanasan global.

Selama 20 tahun, total emisi gas emisi karbon akibat limbah makanan sebesar 1.700 megaton setara karbon dioksida. Bahkan, sekitar 58% sampah makanan berasal dari sisa-sisa makanan di meja makan yang tidak dikonsumsi.

Indonesia Penghasil Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia

Menurut studi Economist Intelligence Unit, Indonesia adalah pembuang makanan terbesar kedua di dunia, setelah Arab Saudi. Di Arab Saudi, per orang membuang sekitar 427 kg makanan per tahun. Sedangkan, orang Indonesia membuang hampir 300 kg makanan per orang setiap tahun.

Kalau dihitung, 13 juta ton sampah makanan di Indonesia terbuang setiap tahun. Jumlah limbah makanan ini mampu memberi makan sekitar 28 juta orang.

Dampak Sampah Makanan Bagi Lingkungan

Dampak limbah makanan sangat serius, di mana jutaan orang masih menderita kekurangan gizi dan kemiskinan. Ada sekitar 11% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dan sekitar 8% penduduk menderita gizi buruk.

Di bawah ini adalah dampak sampah makanan yang tidak terkelola bagi lingkungan hidup:

1. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Sampah makanan berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Sebab, untuk memaksimalkan hasil pertanian, terkadang petani membuka lahan dengan menebang hutan atau membakar hutan.

Hal inilah yang menghancurkan habitat alami burung, ikan, mamalia, dan amfibi. Pestisida dan pupuk kimia juga berkontribusi terhadap pencemaran air dan kondisi tanah. Sehingga, mempengaruhi kehidupan satwa dan tanaman.

2. Pemborosan 1/3 Lahan Subur Dunia

Menurut penelitian sampah makanan menumpuk hingga memakan tempat 1,4 miliar hektar lahan. Lahan sebesar itu jika bisa dimanfaatkan mampu menjadi sepertiga lahan subur pertanian atau area hijau yang sehat.

3. Pemborosan Air

Sampah makanan juga berkontribusi pada pemborosan air. Contohnya, dalam 1 kg daging sapi yang dibuang, membutuhkan 50.000 liter air selama proses produksi. Begitu juga ketika kamu membuang segelas susu sapi, maka ada 1.000 liter air yang terbuang sia-sia.

4. Mempercepat Perubahan Iklim

Sampah makanan yang dibuang setara dengan 3,3 miliar ton emisi gas karbon. Hal ini mempercepat dampak perubahan iklim. Penelitian juga mengatakan limbah makanan adalah penghasil gas rumah kaca seperti metana terbesar ketiga di dunia.

5. Konsekuensi Ekonomi

Selain dampak lingkungan, limbah makanan juga mengakibatkan pemborosan uang. Menurut FAO (Food and Agriculture Organization), kerugian ekonomi Indonesia akibat limbah makanan mencapai Rp 500 triliun per tahun.

Cara Mengatasi Dampak Sampah Makanan

Sebenarnya, ada banyak peluang bagi perusahaan swasta maupun perusahaan negara untuk mengatasi masalah sampah makanan. Misalnya, menerapkan ruang penyimpanan yang optimal, dan standar kualitas makanan.

Selain itu, mengedukasi masyarakat agar tidak boros membeli atau mengolah makanan juga dapat mengurangi dampak limbah makanan.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi dampak sampah makanan:

1. Terapkan Pola Makan Sehat Dan Berkelanjutan

Terkadang memasak sendiri makanan sehat sangat menantang. Namun, kamu bisa menggunakan resep sederhana dan praktis di berbagai media untuk dicoba bersama teman atau keluarga.

2. Membeli Makanan Sesuai Kebutuhan

Buatlah rencana menu mingguan. Kemudian, kamu bisa membuat daftar belanja agar tidak terlalu boros saat membeli. Kamu bukan hanya menghemat makanan, tetapi juga menghemat uang.

3. Simpan Makanan Dengan Bijak

Pindahkan produk makanan yang lama ke bagian depan lemari. Sedangkan, produk yang waktu kadaluwarsanya masih lama, di bagian belakang. Gunakan wadah kedap udara untuk menjaga makanan tetap segar di lemari es.

4. Baca Label Makanan

Ada perbedaan signifikan antara “Best Before” dan “Use By”. Terkadang, makanan masih bisa dimakan setelah melewati tanggal “Best Before”. Sedangkan, tanggal “Use By” menginformasikan kapan produk tidak aman dimakan.

5. Memakai Sisa Makanan Sebagai Bahan Masakan Lain

Kalau kamu tidak bisa menghabiskan semua makanan, bekukan dalam freezer untuk dimakan nanti atau dipakai lagi sebagai bahan makanan lain.

Bagaimana Cara Mengajak Generasi Muda Peduli Pengelolaan Sampah Makanan?

Saat ini ada banyak komunitas atau platform khusus yang mengajak generasi muda berpartisipasi dalam pengelolaan limbah makanan. Misalnya, dengan mengumpulkan kelebihan makanan yang masih layak konsumsi di restoran, hotel, pasar, atau kawasan industri.

Yang jelas masih ada banyak cara yang mudah dan murah mengelola sampah makanan, ketimbang hanya berakhir di tempat pembuangan akhir. Kolaborasi antara pemerintah dan berbagai pihak menjadi kunci pengelolaan limbah makanan yang berkelanjutan.


TOP