Hyundai Motorstudio Senayan Park
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah emisi karbon adalah dengan melakukan carbon offsetting. Cara ini adalah langkah pelengkap dari berbagai upaya yang dipakai untuk menghijaukan bumi.
Carbon offsetting banyak dilakukan oleh sejumlah perusahaan untuk menyeimbangkan jumlah karbon yang dihasilkan. Cara carbon offsetting ini dianggap efektif untuk mengurangi pengeluaran emisi karbon dari perusahaan maupun individu.
Lalu, bagaimana cara kerja dari carbon offsetting? Simak informasi carbon off setting di bawah ini untuk mengetahui jawabannya. Kamu akan mendapat informasi seputar carbon off setting dan usaha dalam pembatasan jumlah emisi karbon.
Carbon offsetting adalah sebuah aksi kompensasi karbon yang dihasilkan individu atau perusahaan. Namun saat ini, mayoritas yang melakukan aksi carbon offsetting hanyalah perusahaan saja.
Carbon off setting mengharuskan individu atau perusahaan untuk memberikan sejumlah ongkos kepada pihak lain baik individu, perusahaan dan organisasi atau lembaga untuk melakukan sejumlah aksi untuk mengurangi emisi karbon, misalnya reboisasi supaya mencapai keseimbangan karbon.
Tujuan dari carbon off setting untuk perusahaan adalah untuk mengimbangi jumlah karbon yang perusahaan hasilkan dengan jumlah karbon yang telah tereduksi.
Karena mempunyai lahan hutan yang luas, maka negara berkembang yang sering dijadikan tempat proyek carbon off setting ini.
Carbon offsetting dilakukan oleh suatu pihak diukur dengan satuan yang setara dengan karbon dioksida. Satu ton carbon off setting sama dengan satu ton karbon dioksida yang dihasilkan. Jika emisi karbon yang dihasilkan suatu pihak jumlahnya dua ton maka carbon off setting yang dikeluarkan harus sama dengan dua ton emisi karbon.
Walaupun, carbon off setting yang dihasilkan harus sama dengan karbon yang dikeluarkan. Namun, perusahaan disarankan menghasilkan carbon off setting lebih tinggi dari karbon yang dikeluarkan supaya visi zero carbon lebih cepat tercapai.
Tak hanya karbon dioksida saja, carbon off setting juga digunakan untuk menetralkan emisi gas penyebab efek rumah kaca. Misalnya, dinitrogen oksida, metana, sulfur heksa fluorida, perfluorocarbon, dan hydrofluorocarbon.
Ada beberapa proyek carbon off setting yang bisa dilakukan oleh perusahaan maupun individu, antara lain:
Salah satu gas yang menimbulkan efek rumah kaca yaitu metana. Oleh karena itu, metana menjadi obyek dari carbon off setting. Dengan mengumpulkan dan membakar metana menjadi proyek yang dipakai dalam carbon off setting.
Metana sendiri diketahui memiliki potensi pemanasan global sebesar 23 kali lipat dibanding karbon dioksida. Metana dibakar akan mengeluarkan karbon dioksida sehingga bisa mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global hingga 96%.
Salah satu proyek dalam carbon off setting yang dipilih oleh beberapa perusahaan adalah energi terbarukan. Proyek ini sejatinya memang cukup umum digunakan oleh perusahaan saat ini.
Energi terbarukan mencakup energi sinar matahari, angin, biomassa dan air. Tujuan proyek carbon offsetting ini adalah untuk mengurangi ongkos yang dihasilkan dari penggunaan energi konvensional seperti bahan bakar fosil.
Dalam proyek ini juga berusaha untuk meningkatkan kelayakan komersial sehingga masyarakat menjadi lebih tertarik dan memilih menggunakan sumber energi terbarukan ini.
Contohnya adalah perusahaan pemasok bahan bakar diesel yang ada di Inggris melakukan carbon offsetting dengan membuat bahan bakar yang terbuat dari sumber energi terbarukan.
Reforestasi adalah salah satu proyek carbon off setting yang juga banyak dipilih oleh perusahaan. Proyek ini mencakup penggunaan lahan kosong untuk menanam pohon. Karena diketahui tumbuhan memiliki daya serap karbon yang sangat baik.
Reboisasi menjadi salah satu langkah dalam reforestasi. Reboisasi adalah kegiatan menanam pohon kembali di hutan yang sudah gundul.
Tak hanya reboisasi, ada pula aforestasi yang menjadi aktivitas menanam pohon di lahan kosong selain di hutan. Biasanya kegiatan aforestasi ini dilakukan di area pemukiman.
Tak hanya memberikan dukungan pada sumber energi terbarukan, efisien energi juga dibutuhkan dalam proyek carbon offsetting. Tujuan dari efisiensi energi untuk proyek carbon off setting adalah untuk mengurangi jumlah karbon yang dikeluarkan.
Ada beberapa cara dalam proyek efisiensi energi ini salah satunya adalah pembangunan pembangkit listrik kogenerasi, konsep ini dianggap bisa meningkatkan efisiensi sebagian energi yang dikeluarkan. Panas yang dikeluarkan dari pembangkit kogenerasi ini bisa digunakan dalam berbagai keperluan.
Proyek efisiensi bisa dilakukan dengan mengganti mesin pembakaran dengan perangkat yang lebih baru. Mesin pembakaran baru yang diharapkan hanya membutuhkan bahan bakar lebih sedikit dan menghasilkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan mesin lama.
Tak jarang sektor pertanian berkelanjutan dijadikan proyek carbon off setting. Sama halnya dengan pepohonan, tanaman yang dijadikan dalam pertanian ini ikut andil dalam penyerapan karbon. Ada beberapa komoditas pertanian yang memiliki kemampuan penyerapan karbon tingkat tinggi seperti jagung, padi dan gandum.
Carbon off setting memang bukan menjadi satu-satunya cara dalam mengatasi permasalahan karbon di bumi, karena diperlukan usaha yang penting lainnya dalam mendukungnya. Dimulai dari mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan produk atau barang ramah lingkungan, penghijauan, dan kegiatan peduli lingkungan lain menjadi sekian cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi.
Kewajiban mengurangi karbon merupakan tanggung jawab bersama. Sebab, hampir seluruh aspek kehidupan manusia menghasilkan jejak karbon yang bisa menambah angka pencemaran karbon di atmosfer. Bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti jumlah karbon akan menyusut dan efek rumah kaca akan hilang dengan sendirinya.