Newsroom

7 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.09.13
7 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Terdapat beberapa dampak perubahan iklim bagi kesehatan manusia yang perlu diketahui. Mulai dari gangguan pernapasan sebab kualitas udara memburuk, kesediaan makanan dan air yang menurun, hingga pengaruh terhadap kesehatan mental.

Sumber daya melimpah yang didapatkan dari alam menjadi anugerah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, keseimbangan alam harus dijaga dengan baik agar memberikan manfaat.

Jika tidak, sebagian besar kegiatan manusia dapat menimbulkan masalah keseimbangan lingkungan. Contohnya seperti kegiatan industri yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Tak hanya itu, apabila tidak cepat ditangani, pemanasan global dan kondisi perubahan iklim akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

Dampak Perubahan Iklim Bagi Kesehatan

Dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa dampak perubahan iklim bagi kesehatan manusia yang perlu diketahui, antara lain:

1. Penyakit Menular

Dampak perubahan iklim bagi kesehatan yang pertama adalah dapat menyebarkan penyakit menular dengan lebih cepat. Dengan terjadinya perubahan iklim ini memungkinkan peningkatan infeksi yang ditularkan dari serangga atau penyakit yang ditularkan dari air.

Hal ini disebabkan karena cuaca ekstrem, pola curah hujan yang meningkat dan panjangnya musim yang tidak bisa sesuai perkiraan sehingga meningkatkan berbagai pemicu infeksi dan penyakit yang bisa menyerang manusia. Kondisi ini semakin parah saat masyarakat jika masyarakat dunia tidak melakukan upaya dalam mengendalikan pemanasan global.

2. Gangguan Kesehatan Akibat Cuaca Panas

Salah satu dampak perubahan iklim lainnya adalah munculnya gangguan penyakit akibat dari cuaca panas. Dengan meningkatnya suhu bumi maka bisa memperburuk dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Apabila terkena paparan panas yang terlalu lama bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, antara lain:

  • Kram otot.
  • Kelelahan.
  • Kekeringan yang bisa mengakibatkan kematian.
  • Gangguan pernapasan.
  • Gangguan jantung.

Dari berbagai masalah kesehatan di atas rentan terjadi pada kelompok tertentu. Dimulai dari anak-anak, remaja, orang tua, orang yang terisolasi secara sosial, orang dengan kondisi kesehatan kronis dan orang dengan stabilitas ekonomi yang kurang.

Selain itu, dampak perubahan iklim juga menyebabkan berbagai bencana yang bisa mengancam kehidupan manusia. Misalnya, kebakaran hutan, badai debu, kualitas udara yang memburuk, ketersediaan dan kualitas air menurun, hingga pasokan pangan berkurang.

3. Gangguan Pernapasan

Salah satu bahaya dari dampak perubahan iklim untuk kesehatan adalah gangguan pernapasan yang perlu diwaspadai. Gangguan pernapasan ini disebabkan oleh polusi udara yang memburuk di lingkungan sekitar. Ozon, tingkat debu dan partikel halus lebih tinggi di udara bisa menurunkan kualitas udara yang bisa memperburuk, atau menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Batuk
  • Iritasi tenggorokan
  • Asma
  • Radang paru-paru
  • Penyakit paru obstruktif kronik (ppok)
  • Nyeri dada
  • Risiko kanker paru-paru
  • Serangan jantung

4. Alergi

Gangguan alergi adalah salah satu bahaya dampak perubahan iklim. Suhu yang lebih hangat bisa meningkatkan produksi serbuk sari. Peningkatan karbon dioksida bisa menyebabkan tingkat allergen yang lebih tinggi dari tumbuhan. Kondisi tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain:

  • Orang yang mengalami asma akan merasakan gejala lebih sering dan lebih lama.
  • Sensitivitas alergi yang meningkat.
  • Sistem pernapasan yang memburuk.

Kombinasi lebih banyak curah hujan dan suhu panas meningkat bisa menyebabkan peningkatan kelembaban dan jamur, terutama jamur ruangan. Hal inilah yang menyebabkan gangguan pernapasan.

5. Kekurangan Gizi

Ketahanan pangan berkaitan dengan bahaya dampak perubahan iklim bagi kesehatan manusia. Dengan adanya perubahan cuaca maka hal tersebut mempengaruhi produksi pangan dan tanaman, dimana bisa mempengaruhi waktu dan hasil panen.

Produk pangan bisa menurun dan harganya akan naik sehingga menyebabkan kelangkaan. Masyarakat terpaksa memakan makanan yang kurang sehat. Apalagi, jika makanan tersebut tidak diolah dengan bersih atau bahan dasar makanan hampir membusuk atau tidak sempurna. Pola makan yang buruk inilah yang menyebabkan kekurangan gizi, kelaparan hingga obesitas.

6. Pertumbuhan Nyamuk

Saat suhu meningkat akibat pemanasan global, pertumbuhan nyamuk ikut naik. Sementara kita tahu, nyamuk dapat berpotensi menularkan berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, dan lainnya.

Jika perubahan iklim terus berlanjut, maka 4,7 miliar orang dapat berisiko terkena penyakit yang dibawa nyamuk seperti malaria dan demam berdarah pada tahun 2070.

7. Kesehatan Mental

Dampak perubahan iklim yang terakhir adalah bisa mempengaruhi kesehatan mental. Perubahan iklim bisa meningkatkan risiko karena terjadinya bencana alam dan cuaca ekstrem di berbagai daerah. Frekuensi bencana alam dan cuaca ekstrem yang sering terjadi menimbulkan stress dan trauma bagi korban yang mengalaminya.

Akibat dari fenomena ini bisa berupa kehilangan rumah, cedera, kehilangan harta benda, atau bahkan kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Panas ekstrem memiliki efek lebih signifikan pada orang dengan kondisi kesehatan mental.

Menurut ahli, meningkatnya bunuh diri bisa terjadi jika kondisi lingkungan dan cuaca semakin panas. Tak hanya itu, suhu dan iklim lebih tinggi juga memiliki efek buruk pada depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Nah, begitulah berbagai dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Setelah memahami bahaya dampak perubahan iklim, kita perlu bergerak untuk mengatasinya. Kita perlu menjaga kesehatan dengan benar dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari.

Hemat energi dan mulai menanam tanaman penghasil oksigen bisa menjadi salah satu cara  yang bisa dilakukan. Alternatif lain dalam hal mobilitas, kamu bisa menggunakan mobil listrik seperti Hyundai untuk mengurangi pemanasan global. Sebab, mobil listrik lebih sedikit menghasilkan gas emisi rumah kaca.


TOP