Newsroom

Mengenal Apa Itu Limbah B3 yang Ternyata Ada di Sekeliling Kita

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.06.02
Mengenal Apa Itu Limbah B3 yang Ternyata Ada di Sekeliling Kita
Sampah, bagaimanapun bentuknya, sangat merugikan untuk ekosistem secara luas. Bagi manusia, sampah tak cuma mengganggu karena bau dan pemandangan tak sedap, tapi juga menurunkan kualitas kesehatan. Sementara bagi lingkungan, sampah menjadi agen polutan yang merusak.

Khusus limbah B3, keberadaannya sangat membahayakan baik secara langsung dan tak langsung. Karena sifatnya demikian, penanganan yang diperlukan juga berbeda. Itu sebabnya, penting untuk memahami limbah B3 karena tanpa disadari ada di sekeliling kita.

Apa Itu Limbah B3?


Semisal didefinisikan secara sederhana, limbah B3 merupakan tipe sampah dengan kandungan unsur kimia yang membahayakan manusia dan lingkungan. Bentuknya beragam, bisa berupa benda padat, cair, dan gas.

B3 sebenarnya merupakan akronim dari Bahan Beracun dan Berbahaya. Limbah ini dihasilkan dari berbagai aktivitas, baik pabrik maupun rumah tangga, yang secara ilmiah terbukti berbahaya. Material berbahaya yang diproduksi berbagai industri merupakan penyumbang terbesar limbah B3.

Kriteria Limbah B3


Agar dikategorikan limbah B3, sampah harus memenuhi satu di antara beberapa karakteristik. Beberapa kriteria yang dimaksud yaitu corrosivity, ignitability, reactivity, dan toxicity. Walau demikian, beberapa jenis limbah tetap dikategorikan bahaya meski tak memiliki salah satu kriteria tersebut.

1. Corrosivity


Limbah yang bersifat korosif seringnya berasal dari material yang punya tingkat keasaman tinggi. Limbah korosif memiliki pH di bawah 2.0 atau lebih dari 12.5. Yang termasuk limbah korosif bersifat solid seperti besi, metal, dan material lain yang punya komposisi serupa.

Sebenarnya limbah korosif tak terbatas pada material solid saja, beberapa limbah cair juga masuk kategori ini. Misalnya saja cairan asam dari aki basah yang berbahaya jika terkena tangan karena dapat melepuhkan kulit.

2. Ignitability


Pada situasi tertentu, limbah B3 bisa memunculkan kilatan api sebelum terjadi ledakan. Ini bisa terjadi saat limbah B3 terpapar suhu lebih dari 60 C, atau karena proses reaksi internal. Karakteristik ini bisa ditemui pada bahan pelarut atau oli bekas.

Bahan pelarut bisa beragam macamnya, dan bahan pembersih lantai termasuk salah satu yang paling sering ditemui. Pada oli bekas, limbah ini sangat mudah terbakar saat terpapar suhu tinggi. Itu sebabnya sering terdengar berita tentang mesin mobil yang terbakar tiba-tiba.

3. Reactivity


Limbah B3 sangat mungkin terjadi karena reaksi kimia pada situasi tertentu. Reaksi kadang memicu ledakan, kepulan asap, uap, perubahan warna, dan lainnya. Aktivitas ini terjadi saat unsur kimia bercampur dengan H2O atau saat terkompresi.

Baterai ponsel, baik yang berbahan sulfur atau lithium, memiliki karakteristik mudah terbakar. Itu sebabnya sangat tidak disarankan membuang sembarangan baterai tak terpakai karena bisa memicu reaksi kimia berupa ledakan.

4. Toxicity


Karakteristik ini merujuk pada sifat limbah B3 yang beracun, atau setidaknya berbahaya saat tersentuh atau terhirup. Limbah B3 yang berbahaya seperti timbal dan merkuri, justru sering ada pada beberapa produk rumah tangga.

Membuang sampah yang memiliki karakteristik beracun jelas tidak dianjurkan karena senyawa kimia yang ada dapat mencemari lingkungan dan membahayakan area sekitar.

Toxicity
sebenarnya memiliki kategori luas karena tiap limbah B3 punya tingkat bahaya berbeda. Limbah dengan karakteristik toxicity yang bersifat carcinogenicity dinilai sebagai yang paling berbahaya karena memicu kanker, terlebih kanker termasuk sebagai salah satu penyebab kematian paling umum.

Contoh Limbah B3


Beberapa contoh limbah B3 sudah disebut, tapi masih banyak contoh lain yang juga sama bahayanya. Terlebih beberapa limbah B3 lekat digunakan untuk aktifitas harian, jadi harus dipahami bahayanya dan penanganannya.

1. Baterai Bekas


Baterai harusnya dibuang terpisah karena memiliki unsur kimia seperti zinc, mangan dioksida, ammonium klorida, dan karbon. Khusus baterai isi ulang, ada tambahan unsur kimia seperti alkaline, nikel, dan kadmium. Semua unsur kimia tersebut cenderung berbahaya.

Sebagai gambaran, kadmium akan meningkatkan tekanan darah, kerapuhan tulang, gangguan lambung, dan kerusakan ginjal. Sementara mangan memicu kerusakan saraf, bronkitis, parkinson, dan halusinasi.

2. Lampu


Lampu sebaiknya dipisahkan saat tak digunakan lagi karena memiliki unsur merkuri dan nikel. Lampu pendar memiliki kadar merkuri 5 gram. Merkuri termasuk jenis racun neurotoksin yang menyerang syaraf, janin, dan ginjal. Pada anak, efeknya bahkan menurunkan kecerdasan.

3. Oli Bekas


Beberapa alat rumah tangga kadang menghasilkan oli bekas, yang sayangnya cukup berbahaya bagi penghuninya. Oli bekas mengandung unsur logam berat cukup tinggi. Efeknya bisa menyerang syaraf, kerusakan ginjal, dan potensi kanker.

Baca lebih lanjut manfaat oli bekas dan bagaimana cara memanfaatkannya dengan baik disini.

4. Aki Bekas


Limbah aki bekas
memiliki unsur kimia asam sulfat dan timbal yang bersifat korosif sehingga digolongkan ke dalam limbah B3. Karena sifatnya yang demikian, cairan aki basah bisa merusak kulit, mata, dan sistem respiratori saat tersentuh atau terhirup.

Penanganan Limbah B3


Limbah B3 tanpa disadari sebenarnya sudah masuk lingkup rumah tangga lewat berbagai produk. Karena sifatnya yang berbahaya dibanding jenis sampah lain, limbah B3 butuh penanganan khusus. Akan jauh lebih berbahaya jika sampah ini ditempatkan bersamaan dengan produk lain.

Untuk menangani limbah B3 rumah tangga secara aman, cobalah simpan produk ke wadah aslinya. Semisal kebetulan wadahnya rusak, gunakan wadah baru asalkan bukan wadah makanan. Juga, jangan mencampur bahan kimia satu dengan yang lain karena bisa memunculkan reaksi.

Simpan produk dengan ketat dan jauhkan dari anak. Hindari menempatkan produk dengan bahan mudah terbakar, dan pastikan area penyimpanan kering. Semisal harus membeli produk lagi, pilih yang kapasitas kecil untuk sekali pakai. Jadi, pastikan membaca label peringatan yang ada pada kemasan produk, termasuk instruksi pemakaian.

TOP