Hyundai Motorstudio Senayan Park
Bersama sampah, limbah termasuk jenis polutan terbesar yang bertanggungjawab pada kerusakan lingkungan. Tapi limbah sangat berbeda dengan sampah jika dicermati dari karakteristiknya.
Limbah, bagaimanapun bentuknya, menghadirkan beragam masalah. Selain membawa konsekuensi buruk terhadap lingkungan, limbah juga memicu persoalan ekonomi dan sosial. Itu sebabnya, limbah harus dicegah sebisa mungkin.
Ini bisa dilakukan dengan memahami dasar-dasarnya seperti pengertian limbah, jenis, dan karakteristiknya. Dari sini, proses penanganan limbah baru dijalankan.
Jika disederhanakan, limbah adalah sisa produksi. Tapi perkembangan industri yang kian masif membuat definisi limbah menjadi lebih rancu sehingga tak bisa dibuat sesederhana itu.
Limbah pada dasarnya dimaknai sisa proses produksi jika mengacu pada uraian KKBI. Karena merupakan sisa produksi dari aktivitas industri, limbah identik dengan sampah industri. Bentuknya beragam, seperti uap dan gas, tapi yang paling banyak ditemui yaitu cair.
Ambil contoh limbah pabrik garmen. Dibanding jenis lain, limbah cair memiliki daya rusak yang lebih cepat karena sifat alaminya yang mudah meresap.
Efek buruknya tak hanya menimpa lingkungan sekitar, tapi ekosistem secara luas. Terlebih jika limbah cair terbawa arus sungai, ekosistem air dan darat di sekitarnya jelas terganggu.
Tapi tak semua limbah berakhir menjadi sampah, beberapa bahkan bisa diolah kembali menjadi produk lain yang bernilai ekonomi. Tapi ini hanya berlaku untuk beberapa jenis limbah saja.
Itu sebabnya, sampah belum tentu bisa diklasifikan sebagai limbah. Tapi apa yang menjadi limbah, sudah pasti itu sampah. Inilah yang membuat pengertian limbah kian sulit dipahami.
Terlepas dari definisinya, limbah bukan merupakan sesuatu yang positif untuk lingkungan.
Limbah bisa diklasifikan ke dalam apa saja, misalnya organik dan anorganik, degradable dan non-degradable, recycle dan non-recycle. Tapi karena mayoritas limbah merupakan sisa industri, pembagian jenisnya dibuat lebih spesifik.
Limbah rumah tangga merupakan sisa produk tak terpakai dari aktivitas rumah tangga. Bentuk dan sifatnya beragam, bisa organik dan anorganik, degradable dan non-degradable.
Tergantung sisa produknya, beberapa limbah rumah tangga bisa diklasifikasikan sebagai limbah B3. Itu sebabnya, penting untuk memisahkan sampah berdasarkan sifatnya sehingga bisa menangani limbah dengan benar.
Contoh limbah rumah tangga seperti kertas dan plastik yang bersifat non-organik dan non-degradable, atau sisa makanan dan buah yang masuk klasifikasi organik dan degradable.
Sementara cairan pembersih, baterai, obat sisa, dan beberapa alat elektronik merupakan contoh limbah B3 hasil rumah tangga.
Disebut juga limbah medis, limbah klinis dihasilkan dari aktivitas rumah sakit, puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain. Limbah klinis sangat berbahaya karena dapat menginfeksi, misalnya jarum suntik bekas dan limbah masker.
Tapi limbah medis tak selalu diklasifikan berbahaya, tapi penanganannya tetap harus dilakukan dengan prosedur berbeda, misalnya plastik pembungkus jarum suntik.
Limbah B3 diartikan sebagai limbah yang membahayakan manusia dan lingkungan. Selain industri, limbah B3 juga dihasilkan rumah tangga.
Yang masuk golongan limbah B3 yaitu senyawa kimia dengan tingkat keasaman tinggi. Karena sifatnya, penanganan limbah B3 memerlukan metode dan alat khusus tergantung tingkat bahayanya.
Pada dasarnya, limbah apapun yang membahayakan makhluk hidup bisa dikategorikan sebagai limbah B3. Contoh limbah B3 yang lekat dengan kehidupan sehari-hari seperti baterai, cairan pembersih, oli, lampu, dan bahan kimia lain.
Limbah B3 perlu ditangani secara berbeda dibanding sampah, termasuk saat menyimpan dan membuang.
Sisa produk dari aktivitas pertanian dan perkebunan disebut limbah agrikultur. Tergantung jenis lahannya, limbah agrikultur bisa bersifat organik dan non-organik.
Limbah agrikultur yang bersifat organik seperti daun dan dahan untuk perkebunan, atau sekam padi untuk pertanian. Pupuk kandang atau kompos yang digunakan sebagai pestisida alami juga masuk kategori ini.
Limbah agrikultur yang bersifat non-organik umumnya berbahaya karena kandungannya. Contohnya yaitu plastik yang digunakan menutup tanah pada tanaman cabai, wadah pestisida, dan obat hama.
Limbah radioaktif memiliki konten radioaktif yang berbahaya sehingga masuk kategori non-organik dan non-recycle. Di antara semua limbah, jenis ini dinilai sebagai yang paling berbahaya.
Penanganannya tak bisa dilakukan secara mandiri, bahkan diperlukan alat khusus sesuai dengan tingkat bahayanya.
Limbah radioaktif dibedakan menjadi tiga kategori: rendah, menengah, dan tinggi. Tiap kategori butuh penanganan berbeda, baik dari tempat penyimpanan dan alat yang diperlukan. Sebagai contoh, nuklir digolongkan limbah radioaktif tingkat tinggi.
Merupakan jenis limbah yang keberadaannya dikontrol oleh suatu institusi, biasanya pemerintah. Sumbernya dari berbagai macam aktivitas seperti komersil, industri, dan rumah tangga.
Yang masuk dalam kategori limbah terkontrol yaitu limbah rumah sakit, penjara, dan institusi lain. Selain dari sumbernya, limbah terkontrol memiliki batasan kandungan yang digunakan pada material tertentu. Misalnya, plastik harus mengandung polyvinyl chloride sekian persen agar aman saat digunakan.
Berada di bawah klasifikasi limbah B3, listed waste dibedakan menjadi empat kategori, tergantung kandungan bahan kimia di dalamnya.
U-listed waste merupakan limbah beracun dengan karakteristik reaktif, korosif, dan mudah terbakar. Limbah yang masuk kategori ini yaitu sampah yang mengandung acetone, ethylene oxide, chloral hydrate, mercury, formaldehyde, dan phenol.
P-listed waste adalah limbah paling beracun, bahkan dapat memicu kematian meski hanya setetes. Yang masuk klasifikasi ini yaitu sisa produk yang mengandung arsenic, epinephrine, dan warfarin.
K-listed waste merupakan limbah B3 dari proses produksi pestisida, pewarna, kayu, dan kertas. Sifatnya bisa berupa padat dan cair.
F-listed waste tidak memiliki sumber spesifik, bisa dari mana saja. Contoh paling umum yaitu pelarut dan air rendaman berbahan kimia.