Hyundai Motorstudio Senayan Park
Di era modern sekarang, teknologi ramah lingkungan hidroponik sudah bukan konsep yang baru. Terobosan inovatif di bidang agrikultur ini membudidayakan sayuran dan buah dengan usia tanam yang pendek dan hasil berkualitas.
Selain itu, bertanam hidroponik ramah lingkungan karena mampu menghemat lahan dan efisien konsumsi air.
Oleh karena itu, sangat cocok dibudidayakan oleh siapapun. Bisa ditanam di lahan terbatas seperti apartemen atau rumah susun, serta pembudidaya yang sibuk, tidak perlu repot menyiram setiap hari agar lebih hemat air.
Bila kamu tertarik berkebun dengan sistem hidroponik yang ramah lingkungan beserta alasannya, mari baca sampai akhir artikel kali ini, ya!
Hidroponik adalah sistem tanam yang membuat tanaman tumbuh dalam larutan air yang kaya nutrisi, dalam arti kata lain tidak menggunakan tanah.
Selanjutnya, air yang digunakan dapat dipulihkan dan didaur ulang. Nutrisi tanaman dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kotoran ikan (teknik yang dikenal sebagai aquaponik).
Menanam tanaman di air tanpa media tanah bukanlah konsep yang baru diperkenalkan. Sejak abad ke-17, Francis Bacon sebenarnya sudah menyebutkan sistem ini pada karya tulisannya, Sylva Sylvarum.
Namun, baru pada akhir abad ke-19, Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, dua ahli botani asal Jerman, menjelaskan lebih detail sistem hidroponik yang mampu menyuburkan tanaman.
Sejak saat itu, sistem hidroponik semakin umum dipakai di laboratorium. Dalam beberapa tahun, sistem hidroponik dikenal luas sebagai metode berkebun yang mudah, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk sayuran atau buah berkualitas tinggi.
Bertanam Hidroponik Ramah Lingkungan Karena Alasan Ini
Dibandingkan metode berkebun konvensional, bertanam hidroponik ramah lingkungan karena sejumlah alasan. Di samping efisiensi air dan hemat lahan, hidroponik memiliki keunggulan terkait ramah lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan.
Mari simak alasan bertanam hidroponik ramah lingkungan di bawah ini:
Pertama, alasan bertanam hidroponik ramah lingkungan karena tidak memakai pupuk kimia. Hidroponik menerapkan sistem pemupukan dengan bahan organik yang alami.
Perlu dipahami jenis pupuk yang digunakan adalah berupa larutan nutrisi yang menjadi sumber makanan tanaman. Saat ini terdapat banyak jenis pupuk organik atau penyubur tanaman hidroponik alami. Sebagian besar bisa dibuat sendiri oleh petani atau pembudidaya.
Contoh pupuk alami untuk sistem hidroponik adalah dedaunan kering, nasi basi, batang pisang, kotoran hewan ternak, dan kombinasi dari beberapa pupuk organik.
Karena memakai pupuk organik, tanah tidak terkontaminasi bahan kimia dan tidak tercemar zat beracun yang merusak kondisi unsur hara tanah.
Alasan kedua, bertanam hidroponik ramah lingkungan karena mampu menyerap udara kotor atau polusi udara. Seperti yang diketahui, seringkali udara di perkotaan sudah tercemar emisi gas karbon dari asap kendaraan, asap pabrik, dan asap pembakaran sampah.
Inilah mengapa, masyarakat urban sangat cocok membudidayakan tanaman sistem hidroponik. Mereka bisa menanam sayuran atau buah di lahan sempit, bahkan vertical garden. Dengan begitu, akan semakin banyak tanaman yang menyejukkan dan membersihkan udara di lingkungan warga.
Di sisi lain, masyarakat juga bisa memetik hasil panen sendiri untuk menghemat anggaran belanja.
Berikutnya, alasan bertanam hidroponik ramah lingkungan karena berkaitan dengan meningkatkan kadar oksigen di sekitar rumah. Salah satu ciri lingkungan sehat adalah udara yang bersih, bebas kontaminasi, sejuk, dan terasa segar.
Teknik hidroponik berfungsi untuk menambah kadar oksigen di udara. Tentunya, hal ini sangat berdampak positif bagi kualitas hidup penghuni rumah dan warga sekitar lainnya.
Terakhir dan tak kalah penting, alasan bertanam hidroponik ramah lingkungan karena mampu menghemat air dan efisiensi lahan. Hidroponik hanya membutuhkan 20% lahan ketimbang pertanian biasa.
Pasalnya, pembudidaya bisa menata lahan dengan sistem pipa bersusun agar menghemat tempat. Selain itu, dengan hidroponik, nutrisi dan oksigen tetap disediakan di dalam air yang terus mengalir langsung ke tanaman. Jadi, pembudidaya tidak perlu menyiram tanaman.
Bukan hal aneh, terkadang persawahan harus memompa air dari sungai dengan genset berbahan bakar bensin. Alasan lain bertanam hidroponik ramah lingkungan karena hanya memakai sedikit air. Hal inilah yang membuat hidroponik lebih ramah lingkungan.
Lama-kelamaan tanah pertanian dapat mengalami pencemaran lingkungan dan kekurangan unsur hara akibat pupuk kimia. Penebangan hutan karena pembukaan lahan baru, menciptakan bencana alam seperti tanah longsor, erosi, hingga banjir. Hal ini tidak akan terjadi jika memakai sistem hidroponik. Sebab, pembudidaya tidak menanam langsung di tanah, melainkan media tanam lain yang menyerap air.
Pembudidaya tanaman hidroponik dapat menciptakan peluang bisnis pangan lokal. Ketika orang biasanya membeli bahan makanan dari supermarket, seringkali produk dikirim dan diangkut dengan kendaraan dari lokasi berbeda.
Jika pangan dapat dihasilkan dari perkebunan setempat, gas emisi karbon kendaraan dapat dikurangi karena jarak tempuh kendaraan pengiriman lebih dekat. Pertanian hidroponik lebih praktis dan mengurangi gas emisi karbon.
Dalam satu kebun hidroponik, kamu bisa menanam beragam tanaman, sayur, bunga, buah, dan lainnya. Menciptakan pertanian yang produktif dan berkelanjutan adalah tujuan pertanian modern.
Semakin banyak yang dihasilkan dalam lahan terbatas, memberikan harapan besar bagi kelangsungan hidup manusia dalam hal ketersediaan pangan.
Setuju kan, kalau hidroponik menjadi salah satu opsi utama bagi mereka yang ingin menanam produk pertanian ramah lingkungan. Semoga artikelnya menambah wawasanmu, ya.