Newsroom

Apa itu Climate Emergency dan Gerakan yang Harus Kita Lakukan

Hyundai Motorstudio Senayan Park 2022.09.14
Apa itu Climate Emergency dan Gerakan yang Harus Kita Lakukan

Saat ini, dunia sedang menghadapi yang namanya darurat iklim atau climate emergency. Hal ini ditandai dengan tingginya suhu permukaan bumi, anomali cuaca, dan pemanasan global.

Oleh karena itu, Antonio Guterres selaku Sekjen PBB mendesak para pemimpin dunia supaya lebih serius dalam menangani climate emergency. Salah satunya dengan menerapkan secara total sistem perekonomian dan model bisnis yang berkelanjutan.

Penting bagi setiap negara melindungi keselamatan rakyat yang terancam akibat dari bencana ekologis yang disebabkan dari climate emergency. Pasalnya, bumi adalah tempat tinggal tidak hanya bagi manusia. Melainkan, satwa dan tanaman. Penting, untuk mengetahui bagaimana cara merawat bumi agar tetap lestari dan nyaman ditinggali.

Apa itu Climate Emergency?

Menurut kamus Cambridge, darurat iklim atau climate emergency adalah masalah iklim yang sangat serius dan mendesak. Masalah iklim disebabkan oleh perubahan cuaca dunia, khususnya suhu bumi yang semakin panas sebagai akibat dari aktivitas manusia yang meningkatkan kadar karbon dioksida di atmosfer.

United Nations Environment Programme (UNEP) atau dikenal sebagai Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjelaskan kondisi darurat iklim sebagai akibat perubahan iklim.

Organisasi dunia tersebut membantu berbagai negara berkembang untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Seperti yang diketahui, penyebab perubahan iklim adalah aktivitas manusia dan sektor industri yang melepaskan polusi dari pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara dan minyak bumi).

Penyebab Darurat Iklim (Climate Emergency)

Bukti menunjukkan bahwa aktivitas manusia dan penggunaan bahan bakar seperti bensin, solar, gas, dan batu bara kemungkinan besar menjadi penyebab utama pemanasan global.

Ketika bahan bakar fosil ini dibakar, maka akan melepaskan gas rumah kaca yang menjebak panas di atmosfer bumi, menyebabkan udara dan laut memanas, sehingga terjadi perubahan iklim bumi.

Efek gas rumah kaca yang dihasilkan ketika pembakaran minyak bumi atau batu bara mengandung banyak karbon. Inilah mengapa, muncul istilah emisi karbon. Masalahnya adalah tingkat gas rumah kaca saat ini lebih tinggi daripada selama 800.000 tahun terakhir dan terus meningkat secara drastis.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan pada Oktober 2018 tentang dampak pemanasan global dan memperingatkan bahwa kita mungkin hanya memiliki dua belas tahun lagi dari 2018 untuk membatasi krisis iklim.

Peningkatan pemanasan global pada tingkat saat ini akan secara signifikan meningkatkan risiko kekeringan, banjir, panas ekstrem, dan kemiskinan terkait iklim bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Gerakan untuk Menanggulangi Climate Emergency

Ada beberapa gerakan yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi climate emergency, antara lain:

1. Ubah Kebiasaan Transportasi

Transportasi menyumbang sekitar 25% emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Berbagai negara menerapkan kebijakan untuk dekarbonisasi sektor transportasi.

Kamu bisa memulai dengan memilih berjalan kaki atau bersepeda, bila memungkinkan. Jika jaraknya terlalu jauh, pilihlah transportasi umum. Jika kamu harus berkendara, tawarkan orang lain yang searah sehingga lebih sedikit mobil yang ada di jalan.

Belilah mobil listrik seperti mobil listrik Hyundai yang ramah lingkungan. Kurangi jumlah penerbangan jarak jauh bila memungkinkan.

2. Kendalikan Penggunaan Energi

Jika kamu bisa, beralihlah ke penyedia energi nol karbon (zero carbon) atau energi terbarukan. Pasang panel surya di atap rumahmu.

Lebih efisien jika menurunkan suhu sekitar satu hingga dua derajat, jika memungkinkan. Matikan peralatan dan lampu saat kamu tidak menggunakannya dan lebih baik lagi beli produk yang paling efisien sejak awal, ini akan menghemat uangmu.

Gunakan atap peredam panas untuk area loteng atau atap rumahmu, kamu akan lebih hangat di musim dingin, lebih sejuk di musim panas, dan juga menghemat uang, dibandingkan menyalakan AC.

3. Belanja Produk Lokal

Untuk mengurangi jejak karbon makananmu, belilah makanan lokal dan musiman. Kamu akan membantu usaha kecil dan pertanian di daerahmu dan mengurangi emisi bahan bakar fosil selama perjalanan distribusi produk.

Pertanian berkelanjutan menghasilkan emisi 64 persen lebih sedikit, menghemat energi sekitar 56 persen, dan memungkinkan tingkat keanekaragaman hayati yang lebih besar, dibandingkan pertanian konvensional.

Selangkah lebih maju jika kamu mencoba menanam buah, sayuran, dan rempah sendiri. Kamu dapat menanamnya di taman, di balkon, atau bahkan di ambang jendela. Bila perlu, budidayakan tanaman pangan sendiri, seperti cabai, tomat, seledri, atau selada, agar kamu semakin hemat pengeluaran belanja sayuran.

4. Menanam Pohon

Setiap tahun sekitar 12 juta hektar hutan dihancurkan atau mengalami deforestasi. Tindakan ini telah bertanggung jawab terhadap sekitar 25 persen emisi gas rumah kaca global.

Kita semua dapat berperan mengatasi masalah deforestasi dengan menanam lebih banyak pohon, baik secara individu maupun secara kolektif.

Misalnya, inisiatif Plant-for-the-Planet memungkinkan orang untuk mensponsori penanaman pohon di seluruh dunia. Lihat panduan selengkapnya di website UNEP untuk melihat berbagai program lingkungan yang bisa kamu ikuti. Termasuk, program restorasi ekosistem, pencegahan degradasi tanah dan laut, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, dan masih banyak lagi.

Seperti itulah tadi penjelasan tentang climate emergency dan gerakan kecil dimulai dari rumah untuk menanggulangi climate emergency. Penting untuk menjaga kelestarian bumi supaya kita mengatasi climate emergency di seluruh dunia. Langkah kecil kita, dapat berdampak besar jika kita mau peduli dan berkomitmen menjaga kelestarian alam.

Menerapkan gaya hidup berkelanjutan mungkin terdengar sedikit merepotkan. Namun, dimulai dari diri sendiri dan keluarga, siapa tahu kamu bisa menginspirasi lebih banyak orang lain di sekitarmu untuk mencegah dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.


TOP